Tuesday, March 5, 2019

√ Peerteaching Terbaik

Kegiatan Peerteaching PPG
Peserta PPG dalam jabatan jurusan PGSD diwajibkan melaksanakan dua kali peer teaching. Peer teaching pertama mempraktekkan pembelajaran untuk kelas rendah. Sedangkan peer teaching yang kedua disimulasikan untuk pembelajaran kelas tinggi. Peserta PPG pada aktivitas peer teaching dikelompokkan ke dalam kelompok kelompok kecil di mana setiap kelompoknya terdiri dari sepuluh peserta.

Setiap kelompok didampingi satu orang dosen dan satu orang praktisi pendidikan. Dosen yang mendampingi kebanyakan berasal dari prodi PGSD. Sementara itu, praktisi pendidikan yang mendampingi peerteaching merupakan kepala sekolah atau pengawas sekolah di Daerah spesial Yogyakarta.

Bagi beberapa penerima PPG dalam jabatan, aktivitas peerteaching merupakan aktivitas yang hanya ditemui saat duduk di dingklik perkuliahan dulu. Kegiatan peerteaching menyerupai ini jarang dilakukan penerima PPG saat mereka lulus dari dingklik kuliah dan menjadi guru SD. Padahal aktivitas menyerupai ini memunculkan ide untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengajar dan mendidik penerima didik. Apalagi aktivitas peerteaching selalu diakhiri dengan tindakan refleksi. Refleksi dengan pinjaman berupa saran dan kritik dari dosen atau praktisi yang mendampingi aktivitas peer teaching.


Peserta Terbaik Peerteaching
Kelompok peer teaching kelas atas yang saya ikuti diampu oleh satu dosen UAD dan satu kepala sekolah yang kapasitasnya sebagai praktisi pendidikan.  Kepala sekolah tersebut berjulukan Mustamin Amir, M.Pd. dari SD Muhammadiyah Kadisoka. Bapak Mustamin menunjukkan feedback atau umpan balik sesudah semua penerima praktik mengajar. Feedback ini nantinya sanggup dipakai untuk meningkatkan kemampuan penerima PPG dalam jabatan saat melaksanakan pembelajaran di kelas yang sebenarnya.

Bapak Mustamin menunjukkan apresiasi kepada salah satu teman saya, yaitu Ibu Maya. Beliau menilai Ibu Maya yang bertugas di SDN Ngepanrejo Bandongan Magelang ini dinilai sudah menampilkan pembelajaran tematik dengan sangat baik. Alasannya sebab pembelajaran tematik yang ditampilkan oleh ibu Maya tidak terlihat adanya perpindahan antar muatan pelajaran. Pembelajaran tematiknya terlihat sangat halus. Saya pun mengakui dan membenarkan pendapat Pak Mustamin ini sebab pada  peerteaching kelas bawah yang kemudian bu Maya juga sudah menampilkan aktivitas pembelajaran tematik dengan sangat baik. Perpindahan antar muatan pelajaran pun tidak terlihat.

Saya mengamati bahwa keberhasilannya dalam menyelenggarakan pembelajaran tematik kuncinya berada pada tahap perencanaan langkah-langkah pembelajaran yang dibuatnya sangat runtut dan saling berkaitan satu sama lain. Keruntutan ini dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Keruntutan langkah pembelajaran dalam RPP dimaksimalkan dengan pinjaman materi tayang PowerPoint. Slide powerpoint yang dibentuk desainnya cantik sesuai dengan materi  yang diajarkan dan urutannya sangat sistematis. Misalnya saat ia membahas wacana ide pokok. Kegiatan pembelajaran untuk mengajarkan ide pokok ini dikaitkan dengan pembelajaran IPA dimana teks gagasan pokoknya berisi materi IPA.

Bu Maya juga tidak terjebak pada langkah-langkah pembelajaran yang ada pada buku guru. Kebanyakan penerima terpaku pada langkah-langkah yang ada pada buku guru. Bu Maya menciptakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan yang ia susun sendiri. Hanya saja konsep materinya sama menyerupai dalam buku guru. Hanya saja materi tayang dan tampilan grafis berupa gambar ilustrasi banyk yang dibentuk sendiri dan tidak sama persis menyerupai yang ada pada buku guru.


Disimpulkan bahwa apabila ingin menciptakan pembelajaran tematik yang baik, kuncinya yang pertama yaitu menciptakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan konsep materi yang ada di buku guru. Namun tidak perlu terpaku dan kaku pada langkah-langkah pembelajaran menyerupai apa yang ada dalam buku guru. Guru bisa memodifikasinya dengan mencari isi materi berupa gambar atau video di internet sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan kurikulum.

Kedua, materi tayang Power Point dibentuk secara runtut dan sistematis sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Tayangan power point ini sangat membantu saat pelaksanaan pembelajaran. Sehingga tidak ada  materi yang terlupa atau terlewatkan untuk disampaikan. Powerpoint sangat membantu dalam memberikan materi secara runtut dan sistematis. Sangat cocok untuk merancang sekaligus melaksanakan pembelajaran tematik.

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com