Sunday, March 10, 2019

√ Penjual Pulsa, Umkm, Tantangan Pemodal Dan Teknologi

Jalanan di Kota (Sumber: Pexels(dot)com
Mencari penjual pulsa di tempat perkotaan tidaklah mudah. Terutama saat mencari penjual pulsa di jalanan protokol. Kebetulan saya gres saja mencari pulsa di tempat sekitar penghujung Jalan Parangtritis hingga jalan MT Haryono Yogyakarta. Saya menyusuri mencari warung atau kios penjual pulsa dari pojok beteng wetan hingga pojok beteng kulon tidak ketemu. Sampai-sampai memutar ke selatan melewati jalanan Mantrijeron belum juga ketemu penjual pulsa. Walau hasilnya ku temukan warung penjual pulsa di penghujung Mantrijeron.

Saya mengingat masa kemudian saat penjual pulsa di tempat ini sangatlah gampang ditemui. Hampir setiap deret pertokoan ada saja counter hp menjual pulsa. Banyak faktor sebetulnya penjual pulsa menjadi tidak gampang ditemui. Sebabnya mulai dari pulsa sudah tidak terlalu diperlukan lantaran sudah ada paket data, keberadaan toko retail modern serba ada hingga mahalnya sewa pertokoan di pinggir jalan protokol.


Tantangan Pemodal
Penjual pulsa kebanyakan termasuk perjuangan mikro kecil menengah (UMKM). UMKM salah satu cirinya bermodal kecil. Modal kecil inilah yang menggiring pelaku UMKM ke tempat pinggiran. Dimana sewa kios atau toko yang relatif murah. Apalagi penjual pulsa yang nilai manfaatnya juga kecil. Saya pernah berjualan pulsa dulu saat SMA. Setiap kali transaksi, laba yang dicapai tidak hingga sepuluh persen.

Selain terpinggirkan, muncul toko retail modern yang menyediakan hampir segala sesuatu yang diperlukan masyarakat. Toko retail modern yang bermodal besar inilah yang kini menggantikan penjual pulsa di pinggir jalan.

Kondisi ini membuatku berfikir. Siapa nanti yang akan memenangkan usaha-usaha yang ada di indonesia. Dimana nantinya masyarakat UMKM akan mendirikan usahanya. Pasti sulit membuka perjuangan di pinggir jalan jikalau harus sewa tempat. Semakin kecil pula peluangnya berusaha di kota kelahirannya.

Tantangan Teknologi
Kembali ke penjual pulsa. Penjual pulsa yang semakin langka sanggup saja disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Namun ada pula alasannya yakni yang berkaitan dengan teknologi. Yaitu akomodasi membeli pulsa melalui aplikasi smartphone dan anjungan tunai berdikari (ATM). Keduanya mengatakan transaksi secara mandiri. Artinya jikalau beli pulsa tidak perlu sumbangan dari orang lain menyerupai penjual pulsa pinggir jalan.

Kondisi di atas menggambarkan kondisi UMKM yang kesulitan memanfaatkan teknologi. Penguasaan teknologi membutuhkan keahlian. Keahlian yang diperoleh melalui pendidikan. Pelaku UMKM tentu kesulitan bila harus menyebarkan teknologi. Kesulitan sanggup disebabkan level pendidikan dan biaya untuk bersentuhan dengan teknologi.

Berbeda dengan perusahaan besar. Perusahaan sanggup dengan gampang merekrut orang-orang jago di bidang teknologi. Ahli teknologi tentu lebih tahu kemungkinan gres dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Sekali lagi, modal yang memenangkan persaingan. Karena dengan modal jago teknologi leluasa menyebarkan perjuangan milik pemodal.

Solusinya tentu berharap adanya suatu perlindungan dari pemerintah yang sanggup menolong masyarakat kecil. Proteksi dengan pembatasan toko modern, edukasi UMKM dan sumbangan modal perjuangan tanpa bunga. Karena jikalau orang kecil tidak memperoleh keberpihakan tentu yang menang yakni para pemodal besar.

Hotel Neo Awana Jogja, 19 Oktober 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com