Sunday, March 24, 2019

√ Ppg Dalam Jabatan Itu Seni

Pengumuman Kelulusan PPG Dalam Jabatan
Ingatanku kembali ke kejadian di suatu pagi. Ketika itu saya berangkat dari Purbalingga sempurna sehabis shalat jamaah subuh di Masjid Desa Mangkunegara. Tekadku sudah bulat. Aku harus berangkat ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam perjalanan naik motor seorang diri ini, sesekali berhenti mengkondisikan kaki dan tangan yang kaku menembus kabut di jalur tengah Jawa Tengah. Kabut di kawasan Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Temanggung terbukti ampuh menembus tulang dan sendiku.

Perjalanan sehabis mendampingi murid kemah selama tujuh hari ini dalam rangka menghadiri seruan pembekalan PPG Dalam Jabatan yang diselenggarakan di kampus 5. Kampus 10 lantai yang  didatangi presiden RI setahun yang kemudian ini cukup menciptakan ingin tau sang presiden, "Muhammadiyah sanggup uang sebanyak itu darimana?" Keheranan alasannya biaya pembangunan kampus ini tembus 300 miliar. Kehadiran ku kala itu di kampus ini menjadi titik awal perjalanan mengarungi dunia PPG moda daring.



Dari pertemuan itu ada sebuah pesan yang kuingat dari seorang dosen muda. Dosen ini pernah kulihat di ruang rektorat kampus 1 dulu. Saat itu ia sedang mengurus kenaikan jabatan fungsionalnya. Beliau waktu itu menyapaku ketika saya sedang menunggu bapak Dr. Muchlas Arkanuddin, Wakil Rektor 1 UAD. Kesan hangat sapaan itu masih terasa hingga kegiatan pembekalan ini. Pesan hangat dia pada pembekalan ini dikatankannya dengan lembut, "Bapak-ibu, PPG Daring itu seni, jadi dinikmati saja".

Enam bulan berlalu sehabis kejadian itu. Kejadian-kejadian paska pembekalan memang ada unsur seninya. Ada keindahan yang menciptakan hati ini berdetak tak tentu. Seni dimana harus mengatur kondisi badan supaya tetap fit menjalani hari walau setiap malam harus bertempur menuntaskan kiprah di keheningan malam. Ada seni mengatur waktu dimana waktu deadline kiprah daring tidak bertubrukan dengan aktivitas sehari-hari. Pernah suatu ketika dimana waktu dua puluh empat jam terasa kurang. Ketika itu harus mengurus kiprah rumah, persyarikatan, kemasyarakatan, kiprah sekolah, dan lain sebagainya.

Belum lagi tantangan menghadapi sistem isu yang dipakai untuk PPG moda daring. Sistem gres ini mengharuskan diri untuk membaca puluhan halaman di buku panduan moda daring. Berulang kali melihat tutorial di YouTube hingga harus bertanya kepada fasilitator. Bahkan demi kelancaran moda daring ini ada istri yang rela dikurangi uang belanjanya untuk dialihkan berlangganan jaringan internet. Dalam proses pemasangan pun ada banyak sekali lika-liku yang harus dilalui. Beberapa kali didatangi orang abnormal tidak dikenal mengaku-ngaku petugas dari penyedia jasa layanan internet dari BUMN.

Kini tak terasa, moda daring sudah usai. Tibalah saatnya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengumumkan hasil PPG moda daring. Alhamdulillah, pengumuman hari ini (24/9/2018) menjadi obat dari pikiran, biaya, dan pengorbanan teman-teman akrab yang selama ini membersamai aktivitas PPG ini. Kampus UAD sekarang menanti para lulusan PPG moda daring menjadi mahasiswa aktivitas studi Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dalm benakku, UAD bertransformasi layaknya kawah candradimuka pencetak guru profesional. Ada rasa syukur, bahagia sekaligus besar hati alasannya sekali lagi akan mendaftarkan  diri menjadi mahasiswa  UAD. Balutan rindu terasa setiap kali mendengar kata UAD dan Jogja. Kerinduan dalam bentuk diskusi, angkringan dan buku. Akhirnya, kututup goresan pena ini dengan sebuah potongan lirik dari lagu soundtrack Muktamar Muhammadiyah tahun 2010, "Ke Jogja Kita Kembali".
Dosen PPG PGSD UAD
Nb:
Terima kasih kami haturkan kepada Alfi Fadillah, istri yang selalu sabar dan mandiri; M. Rafi Addin, anak usia 19 bulan yang selama PPG Daring Alhamdulillah tidak sakit; Jalu, sahabat dari negeri Jiran yang memberiku petunjuk sehingga modul 1 profesional sanggup terselesaikan sempurna waktu; Mbak Uun, Mas Wildan, mbak Hanifah, mbak Maya dan mas Dhestanto yang banyak memberi isyarat sehingga modul 2 PGSD terselesaikan dengan baik; dan tak lupa kepada Pak Dikdo, fasilitator PPG UAD yang telah membimbing selama 24 jam, semua pesan WA saya selalu dibalas walau pesan itu kukirim sempurna sehabis tengah malam. Terima kasih kepada semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Saya sebagai hamba yang tidak berdaya tidak bisa membalas kebaikan kawan-kawan sekalian. Oelh alasannya itu, ijinkanlah memanjatkan doa untuk kawan  semua. Semoga Allah SWT menunjukkan jawaban kebaikan dengan jawaban kebaikan yang berlipat-lipat. Semoga kita semua dimudahkan dalam beribadah kepada Allah SWT, lancar jaya urusan dunia dan akhirat. Aamiin ya rabbal alamin.

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com