Zaman ini penuh dengan godaan. Godaan ini bisa muncul dimana saja kapan saja. Godaan yang berwujud bahan duniawi. Misalnya saat kita membuka media sosial, gampang sekali menemukan banyak sekali produk dan layanan untuk memuaskan hasrat materialistik. Karena godaan inilah muncul keinginan.
Contoh lain yang lebih konkret yaitu saat melihat iklan penawaran sepatu di media sosial. Tampilan foto yang apik menciptakan sepatu ini kian menggoda. Kemudian muncul hasrat ingin memilikinya. Padahal sepatu ini bukan barang yang benar-benar dibutuhkan.
Situasi zaman yang penuh godaan ini sangatlah melelahkan hati. Bagaimana tidak, keinginan tiba-tiba bisa begitu saja muncul. Dan lebih sering keinginan ini mengalahkan kebutuhan. Sampai-sampai keinginan berubah bentuk seolah menjadi kebutuhan. Manusia semoga tidak terjebak pada situasi fiktif ini harus mempunyai kecakapan untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Keinginan berbeda dengan kebutuhan. Keinginan lebih pada bisikan tiba-tiba. Tidak berlandaskan pada apa yang diharapkan oleh diri ini. Keinginan juga tidak berlandaskan pada hasrat dasar insan atau cita-cita. Sehingga diri ini tidak terpengaruh apabila keinginan tidak terpenuhi.
Kebutuhan levelnya lebih tinggi daripada keinginan. Kebutuhan lebih pada upaya untuk memenuhi hasrat dasar insan atau cita-cita. Dimana kebutuhan ini harus terpenuhi semoga eksistensi sebagai insan sanggup dipertahankan. Contoh kebutuhan yang berkaitan hasrat dasar insan yaitu kebutuhan akan sandang, papan, dan pangan.
Kebutuhan akan terpenuhinya harapan juga menghadirkan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat inilah yang bermetamorfosis kebutuhan. Karena apabila syarat-syarat ini tidak terpenuhi maka tujuan atau harapan tidak akan terwujud.
Misalnya apabila ada seseorang yang ingin menjadi guru harus paham akan syarat-syarat menjadi guru. Guru di zaman kini minimal harus berijazah strata satu (S-1) dan mempunyai akta pendidik. Untuk memenuhi syarat tersebut maka orang itu harus mau kuliah strata satu pendidikan dan mengikuti jadwal pendidikan profesi guru (PPG). Kaprikornus ijazah S-1 dan akta pendidik menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi.
Oleh karenanya, kita harus bisa benar membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kecakapan untuk membedakan harus dimiliki. Selain itu, hidup di kala ini harus mempunyai harapan atau tujuan yang jelas. Agar tidak terombang-ambing dalam godaan yang melahirkan keinginan semu.
Kajoran, 9 September 2018
Sumber http://rahmahuda.blogspot.com