Tuesday, April 23, 2019

√ Kebahagian Choose, Kebahagiaan Menurut Pilihan

Dr. Timothy J. Sharp yakni pendiri dan chief happines officer di The Happines Institute. The Happines Institute yakni satu-satunya organisasi di Australia yang fokus pada peningkatan kebahagiaan individu, pasangan, keluarga dan organisasi. Dr. Timothy juga telah menerbitkan beberapa buku. Penulis berkesempatan membaca salah satu bukunya yang berjudul Happines is Now.

Buku ini menjelaskan bahwa penyebab kebahagiaan setiap orang berbeda. Karena insan mempunyai keunikannya masing-masing. Namun kebahagiaan lebih sering ditentukan oleh pilihan (choose) yang diambil oleh orang tersebut di masa lalu.

Seseorang disarankan untuk melaksanakan proses kebijaksanaan budi sebelum menentukan sebuah pilihan. Hal ini dilatih dengan cara menata argumentasi mengapa sebuah pilihan harus diambil. Sehingga seseorang tidak serta merta menentukan sesuatu tanpa alasan yang jelas.

Dr. Timothy berpandangan bahwa kebahagiaan juga ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor ini juga berbeda di tiap orangnya. Namun ada beberapa faktor lebih banyak didominasi yang menjadi pemicu kebahagiaan seseorang. Faktor tersebut diakronimkan dari kata CHOOSE, yaitu.

C clarity (kejelasan)
H Healthy Living (Hidup sehat)
O Optimism (optimis)
O Others (orang-orang lain)
S Strenghts (Kekuatan-kekuatan)
E Enjoy the moment (Menikmati apa yang dihadapi)

1. Clarity (Kejelasan)
Banyak orang berilmu mndeskripsikan keadaannya dikala merasa murung atau kecewa. Ia bisa menceritakan kesedihannya secara detail dan berulang-ulang ke setiap orang yang ditemuinya. Sebaliknya, ketika mereka diberi pertanyaan apa itu bahagia, mereka akan susah menjawabnya. Hal ini disebabkan lantaran mereka tidak mempunyai deskripsi kebahagiaan yang jelas.

Melihat orang punya kendaraan beroda empat baru, kemudian merasa "wah jikalau saya punya kendaraan beroda empat gres niscaya bahagia". Namun suatu ketika sudah punya kendaraan beroda empat gres balasannya juga tidak begitu bahagia. Melihat orang punya rumah gres ia juga merasa jikalau dirinya akan senang jikalau punya rumah baru.  Ketidakjelasan tolok ukur kebahagiaan bagi diri sendiri menjadikan diri ini terombang-ambing pada keadaan. Oleh karenanya diperlukan deskripsi kebahagiaan yang sedetail-detailnya dan sejelas-jelasnya (clarity) berdasarkan versi kita sendiri.

Kejelasan ini dideskripsikan dalam bentuk tujuan. Tujuan detail mengandung unsur SMART (S, Measureable, ). Namun tujuan ini sewaktu waktu sanggup berubah sesuai dengan kondisi dan situasi. Jangan terpaku pada satu tujuan dan tidak mau mengubahnya. Padahal potensi kita mewujudkan tujuan tersebut sudah tidak tersedia lagi.

2. Healthy Living
Kebahagiaan hanya bisa dinikmati secara optimal oleh orang-orang yang sehat. Bayangkan ketika usia muda kita senang sekali melahap makanan atau minuman manis. Makan dan minuman anggun ini menjadi salah satu kebahagiaan kita. Namun sekarang di usia bau tanah divonis mengidap deabetes melitus. Tentu gangguan kesehatan ibarat sakit DM ini mengganggu kebahagiaan orang tersebut lantaran harus berpuasa dari makan dan minum manis.

Orang yang mempunyai gaya hidup sehat juga mempunyai peluang untuk menikmati kebahagiaan lebih lama. Dengan melanjutkan teladan perkara di atas, bila orang tersebut di masa mudanya menerapkan gaya hidup sehat. Dengan arti tetap menikmati kebahagiaannya dalam makan dan minum yang anggun secara terukur tentu di masa tuanya akan terhindar dari penyakit DM. Sehingga di masa tuanya ia tetap bisa menikmati kebahagiannya dalam makan dan minum yang manis.

3. Optimism
Orang yang senang niscaya terbiasa dengan perilaku optimis. Orang yang senang sering diiringi dengan perilaku optimis. Optimis yakni suatu perilaku atau pandangan kasatmata terhadap apa yang telah atau akan terjadi.

Seseorang yang senang selalu berprasangka baik. Tidak pernah mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi. Selain itu tidak pernah berfikir jelek terhadap apa yang telah terjadi pada dirinya. Sehingga beliau kan slalu mengambil sisi kasatmata dari apa yang telah terjadi di masa lalu. Dan tidak terjebak pada kekecewaan atas kegagalan di masa lalu.

Singkatnya, orang yang optimis berlawanan dengan orang yang stres lantaran mengkhawatirkan masa depan dan orang yang depresi lantaran kecewa pada masa lalu. Optimis yakni keterampilan yang tidak sembarang orang miliki. Namun setiap orang bisa memilikinya dengan melatih perilaku optimis ini setiap saat.

3. Others
Others diartikan sebagai orang-orang lain. Orang lain menjadi faktor penting dalam menyebarkan kebahagiaan. Orang yang sanggup menawarkan manfaat kepada orang lain mempunyai peluang senang yang lebih tinggi. Tentu tidak sama dengan orang yang kehadirannya mengganggu orang lain.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa orang yang berkecimpung di dunia keagamaan mempunyai taraf kebahagiaan yang lebih tinggi daripada yang tidak. Hal ini disinyalir lantaran melalui lembaga keagamaan sering berinteraksi dengan orang lain. Interaksi tersebut terjadi dengan jamaah lain. Akibatnya mereka mempunyai perasaan yang lebih bahagia.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa orang yang unggul di aspek keagaaman lebih senang lantaran terlibat pada acara sosial. Ini menjadi bukti bahwa kebahagian sanggup berasaal dari kebermanfaatan diri kepada sesama. Faktor others inilah yang menguatkan bahwa pencapaian kebahagiaan membutuhkan tugas serta orang lain.

4. Strenghts
Banyak buku psikologi menawarkan saran kepada para pembacanya untuk fokus memperbaiki kekurangan-kekurangan diri. Anggapan hebat psikologi terkini mengungkapkan bahwa fokus pada kekurangan diri seringkali menciptakan diri ini tidak bahagia. Ingatan akan kekurangan diri ini hanya menghadirkan kelemahan-kelemahan yang bisa mengecilkan hati.

Dunia psikologi sekarang sedang menyebarkan psikologi positif. Psikologi kasatmata fokus pada keunggulan diri. Keunggulan-keunggulan diri ini dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan diri menuju kualitas hidup yang lebih baik.

Psikologi kasatmata memperlakukan seseorang pada letak keunggulannya. Sehingga seseorang mengoptimalkan keunggulan sembari memperbaiki kekurangan-kekurangan diri. Perbaikan kekurangan diri tetap dilakukan tetapi fokus pada kelebihan diri. Misalnya seseorang lebih berilmu menyanyi daripada menari. Maka keahlian yang dikembangkan yakni kemampuannya dalan bernyanyi sambil memperbaiki kemampuannya menari.

Keduanya tetap dikembangkan, namun porsi pengembangannya lebih banyak pada pengembangan kemampuan bernyanyi daripada menari. hari contohnya saja kemudian meluangkan waktu 5 jam untuk berlatih bernyanyi dan 1 jam untuk berlatih menari hal ini dilakukan untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan kelebihan diri dan tidak meninggalkan atau membiarkan kekurangan diri

5. Enjoy the Moment
Banyak orang yang terjebak pada masa kemudian dan ada juga yang terjebak pada kekhawatiran masa depan. Biasanya orang-orang yang mengalami depresi disebabkan tidak bisa melupakan masa lalu. Memang ada juga orang-orang yang terlalu khawatir kemudian berakhir stres lantaran terlalu mengkhawatirkan masa depan.

Padahal insan tidak bisa kembali ke masa kemudian ataupun melihat masa depan. Kebahagiaan juga akan menjauh ketika terlalu khawatir dan depresi. Oleh lantaran itu, yang sanggup kita lakukan yakni bertindak di masa kini. Masa sekarang dipakai untuk menentukan masa depan dengan mempertimbangkan pelajaran dari masa lalu. Maka sanggup disimpulkan bahwa masa sekarang yakni hadiah dari Tuhan untuk seluruh makhluknya.

Penulis menyebut gagasan Dr. Timothy ini sebagai taktik pencapaian kebahagiaan model Choose. Choose disini diartikan sebagai pilihan dan kepanjangan dari kependekan yang telah diuraikan di atas. Sehingga kebahagiaan itu ditentukan oleh pilihan diri sendiri atas pertimbangan pada aspek clarity, healht living, optimism, others, strenghts, dan enjoy the moment.

Borobudur, 27 April 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com