Saturday, April 27, 2019

√ Menggiling Biji Kopi Dengan Blender Dan Palu

Long weekend kali ini saya gunakan untuk bereksperimen dengan kopi. Eksperimen kopi ini berawal dari sekumpulan hasrat yang timbul sesudah membaca serangkaian artikel di harian Kompas dengan tema kopi nusantara.

Tulisan ini seolah menantangku untuk mencoba kenikmatan setiap "sruputan" kopi panas. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman membuatku mencari isu di Google. Sampailah pada isu yang menyatakan bahwa kenikmatan kopi terbaik diperoleh dari biji kopi yang gres saja digiling.

Syarat pertama untuk menerangkan kenikmatan dari biji yang gres saja digiling ialah mempunyai biji kopi. Saat ini keberadaan biji kopi ini masih berada di bayang-bayang. Dengan sedikit kenekatan, malam ini juga saya bertandang ke salah satu kafe kopi terdekat. Membeli biji kopi. Pilihan pertama jatuh di biji kopi Gayo. Namun lantaran habis, hasilnya saya membeli biji Kopi Mandailing. Pemilik kafe sempat bertanya kepadaku, "Di rumah ada alat giling, mas?"

"Mboten, mas. Mangkih pripun lah carane" jawabku setengah iseng.

Saya berpikir bahwa hakikat dari menggiling kopi ialah menciptakan biji kopi ini menjadi ukuran yang lebih kecil. Terlintas di dalam pikiran untuk memakai beberapa peralatan yang ada di rumah untuk menggiling kopi ini. Pilihan jatuh pada alat yang disebut palu dan blender. Hasilnya ialah sebagai berikut.

1. Menggiling Biji Kopi Menggunakan Palu
Penggunaan palu untuk menghaluskan biji kopi sungguh merepotkan. Suara yang dihasilkan terlalu berisik. Bentuk biji kopi yang dipecah tidak beraturan. Aroma kopi dikala diseduh tidak terlalu kuat. Rasa kopinya juga tidak terlalu berasa. Hal ini disebabkan ukuran kepingan biji kopi tidak teroksidasi dengan sempurna.

2. Menggiling Biji Kopi Menggunakan Blender
Saya pikir penggunaan blender akan menghasilkan kopi yang lebih lezat daripada memakai palu. Penggunaan blender lebih gampang lantaran hanya memasukkan biji kopi ke blender kemudian memencet tombol. Namun butiran kepingan kopi yang dihasilkan tidak sama. Pecahan biji kopi ada yang halus, sedikit berangasan dan kasar. Ketika diseduh pun tidak seenak kopi yang disajikan di warung kopi. Sekali lagi, ukuran yang tidak beraturan mengakibatkan kenikmatan kopi tidak maksimal.

Kesimpulannya, jenis mata pisau pada mesin penggiling kopi dengan blender berbeda. Ketajaman mata pisau blender menciptakan hasil gilingan kopi terbagi menjadi tiga jenis. Yaitu halus, berangasan dan sangat kasar. Berbeda dengan memakai mesin penggiling kopi baik manual atau otomatis dimana mata pisau penghalus tidaklah tajam. Sehingga kepingan biji kopi yang dihasilkan ukurannya dapat sama. Kesamaan ukuran inilah yang menjadi salah satu daya tarik kenikmatan meminum kopi.

Borobudur, Ahad pukul 00.47 WIB, 15 April 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com