Friday, April 19, 2019

√ [Pemadam Kebakaran Kabupaten Magelang] Cerita Kepahlawanan Pemadam Kebakaran Itu Memang Ada!

Saya berpikir bahwa kepahlawanan pemadam kebakaran itu hanya ada di televisi atau kisah dari luar negeri. Saya sewaktu kecil sering membaca komik manga yang berasal dari jepang. Komik manga itu menceritakan bagaimana usaha petugas pemadam kebakaran menyelamatkan seekor kucing yang terjebak di atas pohon. Cerita soal pemadam kebakaran beberapa tahun ini saya peroleh dari serial TV dari Malaysia, Upin-Ipin. Serial Upin-Ipin ini menampilkan sosok Bomba (Pemadam Kebakaran dalam bahasa Melayu Malaysia) yang sangat keren. Ditampilkan Bomba sebagai petugas yang sigap dan serba bisa.

Pemikiran dan bayangan perihal kepahlawanan pemadam kebakaran yang berasal dari kisah dan tayangan luar negeri itu ternyata saya buktikan sendiri. Saya mencicipi sendiri kepahlawanan petugas UPTD Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Magelang. Saya berani menyebutnya sebagai jagoan sebab petugas ini bisa memadamkan kerisauan keluarga kecil kami. Alasan kedua kenapa saya berani menyebut petugas pemadam kebakaran sebagai jagoan sebab tidak ada biaya pelayanan atas apa yang mereka kerjakan. Singkat kata semua yang mereka lakukan ialah GRATIS dan terlihat dengan terang keihlasannya. Ini sebuah perilaku integritas yang jarang ditemukan di kurun dimana gampang ditemui praktik suap dan pungutan liar.

Cerita saya dan pemadam kebakaran ini berawal ketika
istri saya menghubungi UPTD Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Magelang via telepon pada Sabtu (2/06/2018) pagi. Istri saya mengeluh sebab ada sarang tawon yang sangat besar di atas pintu timur BKIA Muhammadiyah Borobudur. Sarang tawon ini terletak persis di samping kamar kawasan kami tinggal. Sebelumnya sarang tawon ini tidak terlalu mengganggu. Namun keberadaan sarang tawon ini semakin meresahkan ketika anak saya yang berusia 16 bulan sangat ingin tau dengan tawon hitam yang ujung ekornya berwarna kuning ini. Sebenarnya bila sejenis tawon doan/ tawon madu saya bisa menangani. Tapi bila tawon jenis ini saya tidak punya "ilmunya". Atas pertimbangan inilah istri saya menelpon pemadam kebakaran.

Petugas pemadam kebakaran berjumlah dua orang tiba ke BKIA Muhammadiyah Borobudur selang satu jam sehabis istri saya telepon. Mereka tiba memakai sepeda motor dengan seragam lengkap. Ternyata kedua petugas ini melaksanakan survey lokasi gangguan sarang tawon. Mereka berkata bila tawon ini akan ditangani nanti malam. Hal ini merupakan keputusan yang mereka ambil sehabis mengambil gambar, analisis lingkungan dan wawancara singkat dengan saya.

Malam Pun Tiba
Sabtu malam sebelum Tarawih. (2/06/2018) keluarga kecil kami kedatangan satu tim petugas pemadam kebakaran Kabupaten Magelang. Tim ini berjumlah sekitar delapan personil. Mereka tiba memakai kendaraan beroda empat sejenis strada 4WD yang dilengkapi dengan lampu "nguing-nguing". Pemakaian kendaraan beroda empat ini menambah kesan wibawa dari tim damkar ini. Kegagahan tim pemadam kebakaran ini semakin besar lengan berkuasa ketika mereka turun dengan seragam dan peralatan lengkap.

Seorang petugas Damkar yang terlihat senior eksklusif turun dan menemui saya. Ia mencari tahu dimana lokasi sarang tawon itu. Saya membukakan pintu timur BKIA. Ia meminta saya untuk mencarikan kursi. Dicobanya dingklik itu untuk meraih sarang tawon sempurna di atas pintu. Tahapan ini ia lakukan untuk mengetahui apakah butuh alat khusus untuk meraih sarang tawon atau tidak. Karena cukup pendek dan sanggup dijangkau dengan tangan, diputuskan hanya memakai kursi.

Petugas senior ini turun dari dingklik yang ia naiki. Ia mulai mengenakan jaket sembari meminta rekan damkar lain untuk menciptakan lilitan kapas putih yang dicelupkan bensin. Setelah jaket, helm, senter kepala, dan kapas putih mengandung bensin sudah siap, petugas ini naik kembali ke atas kursi. Ia mencari pintu keluar masuk sarang tawon. Kapas putih mengandung cairan bensin ini dimasukkan ke pintu sarang tawon. Terdengar bunyi riuh kepakan sayap tawon dari dalam sarang. petugas senior ini mengistilahkannya dengan "menggoreng". Petugas ini menunggu hingga proses "menggoreng" selesai. Hal ini ditandai dengan terhentinya bunyi riuh kepakan sayap tawon itu.

Petugas kemudian memasukkan sarang tawon ke dalam karung sembari memotong sarang ini dari atas pintu. Proses ini berlangsung sekitar sepuluh menit. Hanya memakai kapas dan bensin ditambah karung untuk membawa sarang tawon. Saya begitu terkesan atas penanganan sarang tawon ini. Selain itu, kesan saya yang memdalam ialah terkait keramahan petugas damkar. Mereka sangat terbuka atas ilmu yang mereka miliki. Bersedia menjelaskan langkah demi langkah apa yang akan dilakukan. Akhirnya ulet penyelamatan sarang tawon ini diakhiri dengan foto bersama antara petugas senior itu dengan keluarga kecil saya. Foto ini penting, sebab suatu dikala nanti ketika anak saya sudah besar akan saya tunjukkan padanya bahwa kita punya tim Damkar yang tangguh dan berwibawa.

Terima kasih Bomba, pemadam kebakaran Kabupaten Magelang. Semoga goresan pena ini menjadi salah satu bantuan saya untuk meningkatkan jumlah konten positif di dunia maya terhadap kinerja Damkar Kab. Magelang. Maju terus Bomba, teruslah berkarya. Rakyat Magelang mendukungmu.

Salam hangat, saya yang begitu terkesan.

Borobudur, 2 Juni 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com