Monday, April 29, 2019

√ Pesan Aipda Zainal Arifin Ketika Menjadi Pembina Upacara Sdn Borobudur 1

Aipda Zainal Arifin yakni anggota kepolisian yang bertugas di Polres Magelang. Beliau tercatat sebagai salah satu pengurus Komite Sekolah SDN Borobudur 1. Menurut ratifikasi beberapa sumber yang tidak sanggup disebutkan namanya, keberadaan dia memperlihatkan warna tersendiri bagi komite SDN Borobudur 1. Keaktifan dia di komite seolah memperlihatkan nafas gres pada kemajuan pendidikan di SDN Borobudur 1.

Pak Zainal menerima usul resmi dari SDN Borobudur 1 guna menjadi pembina upacara. Pihak sekolah berharap Pak Zainal selaku komite sekolah sanggup bertatap muka eksklusif dengan seluruh warga sekolah. Beliau berkenan menjadi pembina upacara pada Senin (09/04/2018).

Pak Zainal dalam amanat pembina upacara memberikan beberapa hal. Pertama, dia bangkit sebagai pembina upacara dalam rangka menyelamatkan masa depan anak-anak. Menyelamatkan dengan cara mengingatkan akan tantangan masa depan. Terutama gangguan dan godaan yang berasal dari kemajuan teknologi gosip dan komunikasi. Dimana kini ini banyak dampak ideologi dan budaya yang jauh dari watak ketimuran sanggup masuk melalui HP.

Kedua, mengingatkan bawah umur akan ancaman narkoba. Pak Zainal menyampaikan bahwa narkoba menimbulkan ketergantungan. Narkoba juga menjadikan kecanduan yang berujung pada overdosis. Overdosis inilah yang seringkali menjadi alasannya yakni janjkematian seorang pecandu narkoba.

Ketiga, menegaskan bahwa kendaraan sepeda motor hanya boleh dikendarai oleh seseorang yang telah mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM). SIM ini sanggup diperoleh oleh seseorang yang telah mempunyai SIM. Artinya kendaraan bermotor hanya sanggup dimiliki oleh seseorang yang telah berusia 17 tahun. Oleh karenanya, siswa SD yang kebanyakan usianya masih di bawah 15 tahun tidak diperkenankan mengendarai sepeda motor.

Keempat, jangan suka laga mengganggu sahabat apalagi tawuran. Anak-anak yang mempunyai kecenderungan menyerupai ini mempunyai potensi yang kecil untuk menjadi orang sukses. Anak-anak diperlukan untuk tidak berkelahi. Karena kebiasaan laga hanya menciptakan masa depannya menjadi suram. Biasanya anak yang suka laga ujung-ujungnya menjadi preman di daerah keramaian.

Kelima, Pak Zainal menggaris bawahi bahwa siswa harus disiplin. Disiplin pada hukum perlu dipaksa. Proses "pemaksaan" ini mengarahkan anak pada ketaatan terhadap aturan. Apabila ada yang tidak mau dipaksa silahkan bilang ke orang tuanya. "Dan minta orang tuamu untuk bertemu dengan saya" tegas Pak Zainal.

Simpulan dari goresan pena ini yakni bahwa Pak Zainal bersedia menjadi pembina upacara lantaran ingin menyelamatkan masa depan anak-anak. Penyelamatan masa depan bawah umur dilakukan dengan mengingatkan akan ancaman narkoba, keharusan mempunyai SIM jikalau berkendara, dan jangan bahagia laga mengganggu teman. Selain itu, dia menyampaikan bahwa disiplin itu awalnya harus dipaksa. Proses pemaksaan ini yang menjadikan dispilin di awal menjadi suatu hal yang menyiksa. Namun disiplin menghadirkan kesuksesan di kemudian hari.

Bogowanti Kidul, 9 April 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com