Saturday, May 25, 2019

√ Jangan Hingga Rencana Besar Menghantuimu

Setiap kali mengikuti training motivasi atau membaca buku pengembangan diri, tips sukses hidup yang pertama niscaya menciptakan rencana. Begitu pula saat berorganisasi, tujuan final menjadi sesuatu yang selalu diingat. Bahkan dalam dunia kerja, planning besar sering diistilahkan dengan sasaran perusahaan.

Rencana besar, tujuan akhir, atau sasaran terkadang malah menciptakan kita merasa dihantui. Merasa dikejar-kejar. Bahkan semakin sering diingat malah semakin khawatir. Galau. Bahkan ada juga yang hingga susah untuk bernafas. Hal ini sanggup saja terjadi. Terjadi kepada orang yang sudah menciptakan planning itu dengan berpijak pada sumber daya yang dimiliki.

Memiliki tujuan itu penting. Namun jangan hingga tujuan atau planning itu menjadi bumerang bagi kita. Tidak menunjukkan imbas semangat, namun malah menciptakan resah dan tidak sanggup melaksanakan apa-apa. Sehingga perlu dirumuskan sebuah taktik khusus saat kita menggenggam planning besar kita. Solusinya adalah:

1. Tulis rencanamu.
Semakin banyak planning kita, menciptakan otak kita harus lebih banyak dalam mengingat. Ketika mengingat lebih banyak, konsekuensinya yaitu otak kita lebih cepat lelah. Sehingga kita perlu meringankan kinerja otak kita dengan mencatat hal-hal besar tersebut.

2. Baca planning itu secara periodik
Rencana ini memang harus selalu diingat. Agar kita tidak kehilangan arah tujuan. Namun mengingatnya secara serampangan malah menjadi beban tersendiri ibarat yang sudah dijelaskan di atas. Oleh karenanya semoga seimbang, perlulah dibaca planning itu pada waktu-waktu tertentu saja. Misalnya dibaca sesudah sholat sambil planning itu dipanjatkan ke dalam bentuk doa kepadaNya. Atau sanggup juga dibaca saat bangkit tidur atau sebelum tidur.

3. Hindari mengingat tujuan lain saat melaksanakan sesuatu
Maksudnya, jangan hingga saat kita melaksanakan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan tujuan besar kita, kita malah mengingat-ingat tujuan besar itu. Misalnya, saat menuntaskan kiprah rumah tangga (mencuci baju, piring, atau membersihkan rumah) jangan hingga mengingat-ingat tujuan besar kita. Karena akan timbul pedoman bahwa kiprah rumah tangga bukanlah hal penting. Meremehkan pekerjaan kecil ibarat ini sanggup menciptakan planning besar kita gagal alasannya yaitu hati akan merasa kecewa kenapa harus melaksanakan hal-hal ibarat ini padahal tidak ada kaitannya dengan planning besar. Jadi, jangan hingga planning besar gagal hanya alasannya yaitu batu kecil. Selesaikan kewajiban-kewajibanmu walau itu tidak ada kaitannya dengan planning besar. Ingat, fokus terhadap hal-hal yang sedang kamu hadapi.

4. Gunakan pinjaman smart phone. Google calendar, note, dsb.
Kiat nomor dua memberitahukan kita bahwa lebih baik mencatat rencana-rencana kita daripada mengingat-ingatnya terus. Karena hanya akan menjadi beban mental kita. Catatan di periode kekinian tidak sebatas pada tulisan-tulisan yang ada di kertas. Namun akan lebih efektif bila ditulis dalam smartphone. Mengingat kini yaitu periode yang susah untuk melepaskan diri dari smart phone. Optimalisasi hal ini sanggup dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi pengingat agenda harian. Aplikasi yang paling gampang digunakan yaitu google calendar. Aplikasi ini sanggup menampilkan planning harian, mingguan, bulanan bahkan pengingat tahunan. Selain itu aplikasi ini tersinkron denga akun google kita. Kaprikornus tidak perlu khawatir kalau HP hilang. Karena agenda dan sasaran kita tersimpan di cloud.

Simpulannya, planning besar itu penting. Gunakan sebagai kekuatan, jangan malah menjadi beban. Catat planning besarmu. The Liang Gie (2003:92) mengungkapkan "semua hal yang diingat-ingat di dalam kepala berarti memberi beban yang cukup berat kepada pikiran yang bahwasanya tidak perlu dilakukan. Cara bekerja yang demikian itu sanggup berakibat ketegangan pikiran yang berlebih-lebihan, sering harus memeras otak secara keras untuk mengingat kembali sesuatu yang hampir terlupakan, dan akhirnya mesti ada juga hal yang kelupaan dengan segala alhasil yang merugikan diri sendiri".

BKIA Muhammadiyah Borobudur, 8 Februari 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com