Wednesday, May 1, 2019

√ Keberanian Masyarakat Bernalar Berawal Dari Buku

Iwan Pranoto (staf pengajar Matematika di ITB) membahas perihal penyebab mengapa barat sanggup mencapai era pencerahan. Abad pencerahan yakni sebuah era gres yang mengakhiri era kegelapan yang dialami orang Barat. Disebut era pencerahan alasannya yakni banyak inovasi gres di bidang aliran agama, seni, moral hingga ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang pesat.

Orang Barat berhasil mencapai era keemasan (istilah lain era pencerahan) alasannya yakni berhasil membentuk masyarakat bernalar. Masyarakat bernalar merupakan sebuah kelompok masyarakat dimana setiap individu mempunyai keberanian untuk mengungkapkan dan menerapkan hasil penalarannya. Masyarakat di era sebelumnya terkungkung pada keyakinan-keyakinan yang tidak berdasar pada nalar. Semuanya dilegalisasi dengan dalih agama atau kepercayaan.

Masyarakat bernalar digambarkan sebagai suatu masyarakat yang tidak tunduk begitu saja pada kekuasaan. Tidak tunduk begitu saja diartikan sebagai masyarakat yang kritis terhadap kebijakan penguasa. Memiliki keberanian untuk menuntut dan menunjukkan koreksi kepada penguasa. Sehingga masyarakat bernalar tidak menempatkan diri sebagai masyarakat yang hanya "nrimo".

Buku
Keberadaan masyarakat bernalar pada zaman pencerahan dulu didorong dengan adanya penerbitan dan penyebaran buku. Usaha penerbitan buku pada zaman awal era pencerahan merupakan bisnis yang menggiurkan. Hal tersebut menciptakan banyak orang berlomba-lomba menjadi pengusaha penerbitan buku. Selain itu, harga buku kala itu sangatlah tinggi.


Buku kala itu mempunyai nilai jual yang tinggi alasannya yakni untuk mencetak satu buku diperlukan tenaga orang banyak untuk menyalinnya. Ada juga teknologi yang dikembangkan untuk mencetak buku kala itu dengan memakai cetakan yang terbuat dari kayu. Kayu tersebut diukir membentuk tulisan-tulisan yang akan dicetak di atas kertas dan menjadi buku.

Usaha penerbitan yang kala itu menjamur menciptakan orang-orang berusaha menemukan cara yang efektif dan efisien untuk mencetak buku. Akhirnya ditemukan cetakan memakai materi logam. Kemudian sesudah ditemukannya mesin uap, mesin cetak hadir di tengah peradaban manusia.

Mesin cetak ini menciptakan buku semakin gampang disebar ke seluruh belahan masyarakat. Informasi membanjiri sendi kehidupan manusia. Terjadi transfer ilmu pengetahuan. Masyarakat menerima pengetahuan baru. Memunculkan kesadaran di tengah masyarakat. Dan lahirlah suatu masyarakat yang berani bertindak atas dasar nalarnya sendiri.

Pertanyaannya, dimana posisi kita kali ini. Posisi kita kini berada pada era dimana info sanggup diperoleh dengan gampang melalui jaringan internet. Setiap orang sanggup memproduksi, mendiatribusikan dan menikmati pengetahuan baru. Bahkan seseorang tidak harus membeli buku. Secara ekosistem keadaan ketika ini,  masyarakat bernalar seharusnya sanggup terlahir di tengah masifnya info yang gampang di dapat. Namun, bagaimana kenyataannya?

Ditulis ketika doa bersama kelas 6.
Borobudur, 5 April 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com