Thursday, May 23, 2019

√ Kembali Ke Pangkuan Sdn Borobudur 1

Sampai juga waktunya. Rabu, 14 Februari 2018 menjadi hari yang penting bagiku. Secara resmi saya "unjuk muka" ke SDN Borobudur 1. SD yang mempunyai kenangan Istimewa di hati. Mengingat di SD inilah saya menghabiskan masa kecilku selama enam tahun. Banyak kenangan suka maupun murung saya alami disini. Mulai dari kenangan ikut pentas "ndayakan", seleksi lomba senam yang saya tak pernah lolos, hingga saya menerima " paraban" yang semua itu menjadi hal yang lucu untuk dikenang.

Unjuk muka ini dilakukan oleh saya, Bu Fatul, Bu Suci dan Bu Is. Berhubung saya satu-satunya lelaki di"pisowanan" ini, secara impulsif akulah yang membuka pembicaraan terkait maksud dan tujuan. Seperti biasa saya ungkapkan maksut kedatangan kami dalam rangka silaturahmi, menindaklanjuti amanah bapak kepala UPT untuk segera unjuk muka, dan memohon isyarat sebelum kami bertugas di SDN Borobudur 1 yang dikenal sebagai SD Unggulan di Kecamatan Borobudur.

Ketika unjuk muka ini saya eksklusif ditemui di kantor ruang tamu oleh Kepala Sekolah SDN Borobudur 1, ibu Ninik STW. Beliau bercerita bahwa saya yaitu salah satu murid beliau. Memang saya dulu sering bertemu dengan bu Ninik ketika masih menjadi murid dan guru. Walau bu Ninik tidak mengajar saya secara langsung. Karena bu ninik mengajar kelas 4 A, sedangkan saya di kelas 4 B.

Banyak pesan-pesan khusus yang disampaikan kepada kami. Yang sebelumnya sudah saya awali dengan pertanyaan mengapa SDN Borobudur 1 menerima predikat sekolah unggul. Menurut legalisasi bu Ninik, sekolah unggulan merupakan aktivitas kerjasama antara Pemkab Magelang dengan LPMP Jateng. Melalui aktivitas ini, Pemkab menentukan satu SD Unggulan di setiap kecamatan. SD yang dinyatakan sebagai sekolah unggulan inilah yang akan dibina dan dibimbing eksklusif oleh LPMP hingga tahun 2019. Pembinaan ini dilakukan secara sedikit demi sedikit dan sudah dimulai semenjak kepemimpinan kepala SDN Borobudur 1 masih dipegang oleh Ibu Imroyatun. Program-program yang sudah terealisasi antara lain perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya. Program ini dilaksanakan dengan cara guru-guru SD Unggulan diundang ke LPMP, kunjungan monitoring dari LPMP ke SD unggulan dan ada juga aktivitas studi banding ke SD Unggulan di sekolah lain.

Pesan khusus dari Bu Ninik kepada kami adalah:
1. Penyesuaikan diri
Penyesuaian diri ini penting dilakukan oleh kami. Yang mungkin di sekolah sebelumnya jumlah rekan sejawat hanya 7-12 orang namun di SDN Borobudur 1 ini nantinya kita akan mempunyai rekan sejawat sejumlah 22 orang. Kami harus mengenali sifat dan aksara satu sama lain.

2. Lakukan Kegiatan "Podo Umum e"
Melakukan kegiatan yang "podo umum e" ini berdasarkan legalisasi bu ninik harus dilakukan. Beliau mengaku bahwa dirinya belum bisa menjadi orang yang baik. Namun sedapat mungkin dirinya harus bisa menjadi orang yang sama menyerupai umumnya. Beliau mencontohkan pada sebua kisah kalau saatnya jam istirahat, guru-guru harus berkumpul di ruang guru. Tidak malah menyendiri di ruang kelas atau mojok sendiri di daerah yang tidak jelas. Kalau permisalan ini terjadi, berarti ada problem di antara guru. Sehingga Bu Ninik menekankan bahwa ketika jam istirahat guru harus berada di kantor sebagai ajang interaksi antar guru.

3. Kenakalan Siswa dan JWH
Kebetulan ketika kami unjuk muka sedang ada pemanggilan orang bau tanah siswa. Hal ini seolah menciptakan Bu Ninik bercerita bahwa kenakalan siswa terjadi alasannya yaitu adanya kesempatan dari guru. Misalnya, siswa mempunyai waktu istirahat 15 menit. Namun alasannya yaitu kelalaian guru, waktu istirahat molor menjadi 30 menit. Lha, kelebihan waktu inilah yang menjadikan kesempatan siswa untuk melaksanakan hal-hal di luar kendali.

Jadi, Bu Ninik secara tegas menyampaikan bahwa guru lah yang bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada siswa-siswinya. Sehingga Bu Ninik menyarankan kepada setiap guru untuk senantiasa JWH (Singkatan kata bahasa jawa yang artinya harus sering mengingatkan dengan perkataan).

Saya setuju dengan JWH ini. Karena siswa membutuhkan peringatan-peringatan dalam bentuk verbal. Dalam rangka menunjukkan reinforcement (penguatan) biar ia tidak ragu terhadap apa yang dilakukannya. Selain itu JWH ini juga sebagai sarana meluruskan aksara yang kurang pas dari penerima didik.

4. Guru SD Unggul ya Harus Unggul

Bu Ninik menekankan kepada kami bahwa kami ditempatkan di SDN Borobudur 1 niscaya alasannya yaitu mempunyai kualitas kompetensi yang tinggi. Halnini terlihat dari kinerja yang telah dilakukan di sekolah sebelumnya. Bu Suci yang berhasil merampungkan kiprah sebagai bendahara BOS, Operator Sekolah sekaligus merangkap sebagai guru kelas 6. Bu Fatul yang berhasil merampungkan kiprah sebagai petugas aset. Dan saya, menyerupai yang dikatakan Bu Ninik mempunyai keunggulan di bidang karya tulis.

Pandangan Bu Ninik terhadapku ternyata luar biasa. Mengingat selama ini jarang sekali yang menunjukkan apresiasi kepada saya terkait hobi meneliti, menulis dan menciptakan media pembelajaran memakai teknologi isu dan komunikasi. Beliau berharap kompetensi-kompetensi tersebut sanggup dikembangkan disini. Sehingga kami diperlukan bisa menciptakan SD ini semakin unggul. Jangan malah terlena terhadap apa yang sudah ada sebelumnya.

Saran Bu Ninik yang terakhir yaitu kami harus menguatkan niat tulus di dalam lubuk hati yang paling dalam. Karena apabila semua diawali dengan perasaan ikhlas, maka akan berujung pada nikmat kebahagiaan. apabila kita ikhlas, waktu di sekolah terasa singkat. Namun kalau tidak ikhlas, niscaya di sekolah rasanya lama.

Beginilah lika-liku kehidupan. Yang mengantarkaku kembali ke pangkuan SDN Borobudur 1. Tugas memang berat. Namun kita harus ikhlas. Karena tulus menjadi modal bagi kita menjadi guru unggul di SD unggulan ini. Bismillah, mantabkan langkah, lakukan yang terbaik.

Borobudur, 14 Februari 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com