Monday, May 13, 2019

√ Membangun Kepercayaan Melalui Olah Raga

Hari ini jam pertama jadwalnya olah raga. Saya dan Bu Surat, wali kelas 4A sudah bersepakat untuk menggabungkan kelas 4A dan 4B saat jam pelajaran olah raga. Saya menerima jatah untuk memandu siswa laki-laki. Sedangkan siswa wanita dipegang oleh Bu Surat. Hal ini dilakukan alasannya SDN Borobudur 1 belum mempunyai guru olahraga.

Saya menunjukkan kepada siswa putra dari kelas IV A dan IV B untuk mengadakan pertandingan sepak bola antar kelas. Mereka semua setuju. Pertandingan dimulai dengan masing-masing tim berjumlah tujuh pemain. Saya melihat kelas IV A mempunyai stok pemain yang banyak. Berbeda dengan kelas IV B yang hanya mempunyai beberapa pemain saja. Dikarenakan hanya beberapa siswa kelas IV B yang berminat dengan olah raga sepakbola. Akhirnya pertandingan berakhir dengan skor 7-0 dan dimenangkan kelas IV A.

Siswa kelas IV B terlihat sangat bersedih. Saya melihat kekalahan ini sebagai kesempatan untuk mendekati mereka. Saya dekati dan sedikit beri arahan. Saya beri kebanggaan ke kapten dan siswa yang ikut bermain. Saya sampaikan pula taktik untuk menghadapi kelas IV A. Untuk lebih meyakinkan mereka, saya menunjukkan kemampuan saya dalam men-juggling bola. Melihat kemampuan ini, mereka kemudian mulai bertanya-tanya kepada saya mengenai taktik yang harus diterapkan.

Kepercayaan siswa kelas IV B kepada saya semakin menguat. Ketika beberapa siswa melewati lapangan Drh. Soepardi sesudah melaksanakan kunjungan ke Bu Rina, wali kelas mereka yang dulu. Siswa-siswa tersebut melihat seseorang yang menyerupai dengan saya sedang melatih SSB Garuda Tama. Walau saat saya ditanya apakah betul saya melatih SSB Garuda Tama, saya tidak menjawab dan hanya tersenyum.

Momentum kepercayaan ini saya lanjutkan saat jam pelajaran sesudah olah raga berakhir. Momentum ini dilanjutkan dengan menampilkan video motivasi yang bertemakan sepak bola. Saya tampilkan cuplikan video Real Madrid vs Arsenal. Dimana Real Madrid awalnya kalah. Namun di tamat pertandingan, Real Madrid menang. Video itu juga menampilkan bahwa kemenangan hanya diperoleh sesudah bangun dari kekalahan dengan mengatur taktik baru. Kata-kata ini yang terus saya ulang-ulang.

Pembelajaran hari ini berakhir dengan lancar. Saya melihat ada kepercayaan dari mereka kepada saya. Saya jadi teringat pengalaman saya saat bertahan hidup di Malaysia dulu. Bahwa olah raga dan seni mengandung bahasa universal. Bahasa universal yaitu bahasa yang sanggup dipahami tanpa perlu mengetahui arti dari apa yang dikatakan. Melalui olahraga perasaan antar insan gampang disambungkan.

Terbukti olahraga menjadi sarana yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan antara guru dan siswa. Karena tanpa banyak bicara, olahraga bisa menyambungkan kepercayaan antara saya dengan siswa kelas IV B. Semoga kedekatan dengan siswa tanpa mempertaruhkan wibawa menyerupai ini sanggup mengatakan imbas yang positif.

Rabu, 7 Maret 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com