Friday, May 24, 2019

√ Rezeki Menyukai Si Pemberani (Audentes Fortuna Juvat)

Dengan tokoh-tokoh muda yang "berani", sama-sama berinisial "S" tapi mas yang ini berani buka perjuangan di bidang rental komputer, foto copy dan alat tulis kantor di Borobudur.
Ada pepatah latin yang cukup menarik. Pepatah tersebut berusaha untuk mengkaitkan tanda-tanda rezeki dengan seseorang yang mempunyai keberanian. Pepatah tersebut berbunyi "Audentes Fortuna Juvat" yang artinya rezeki menyukai si pemberani.

Dalam rangka menghindari keyakinan yang tidak rasional, pepatah "audentes fortuna juvat" ini saya anggap sebagai sebuah gejala. Yang artinya, isi pepatah ini tidak selalu benar. Bukan rumus niscaya layaknya aljabar. Harapannya biar pepatah ini sanggup diletakkan di daerah yang benar dan tidak menjadi takhayul. Sehingga pepatah ini harus dimaknai bahwa rejeki itu cenderung mendekat kepada orang-orang yang berani.

Di kehidupan sekitar penulis, gampang sekali menjumpai orang-orang yang mempunyai keberanian dan hidupnya diakui oleh khalayak ramai sebagai orang yang sukses dengan rejeki yang melimpah. Beberapa orang tersebut akan coba penulis jabarkan disini dengan inisial nama biar tidak melanggar etika yang berlaku.

Bapak S dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Bapak S yang kini menjabat sebagai ketua yayasan forum keuangan mikro di Borobudur sukses menjalani kehidupannya sesudah pensiun sebagai PNS. Keadaan ini ia peroleh sebagai buah dari perjuangan yang dulu ia lakukan. Dulu ia melihat banyak praktek-praktek "bank plecit" atau biasa disebut dalam bahasa Indonesia dengan rentenir yang merugikan pedagang di pasar Borobudur.

Rasa iba di dada pak S muncul. Kemudian ia berpikir. Setelah itu melihat peluang kelonggaran kehidupan bernegara pasca reformasi, dan mengalahkan kekhawatiran akan kelesuan ekonomi paska krisis moneter. Beliau dengan berani mendirikan unit keuangan mikro pada tahun 1999. Coba jikalau tidak berani mendirikan, apakah keadaan ibarat kini sanggup tercapai?

Keberanian Mbak S Membuka Toko Baju
Ada juga teman yang saya kenali dikala bertemu di bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Kala itu saya akan terbang ke Jakarta untuk menjadi pemrasaran di sebuah seminar nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Aku ngobrol satu meja dengan seorang cewek yang gres saja lulus dari jurusan PGSD UAD.

Entah awalnya bagaimana, kami hingga pada sebuah dongeng dimana ia sedang memulai perjuangan jual beli baju cewek di Kota Semarang. Ia bercerita bagaimana ia sanggup memperoleh sebuah ruko (rumah-toko) di Semarang. Dan yang membuatku kagum, ia berani menyewa ruko dengan harga sewa 70juta/tahun.

Kini walau belum pernah bertemu lagi, saya tahu jikalau bisnisnya berjalan lancar. Aku mengetahuinya melalui postingan-postingannya di instagram ataupun status WA. Sering terlihat postingan dia dikala mengambil barang dagangan di Jogja. Tidak tanggung-tanggung, 1 kendaraan beroda empat dia penuhi. Hebat, perempuan yang berani. Meninggalkan kampungnya kemudian merantau membuka perjuangan baru.

Keberanian Suwarsono Muhammad Berpindah Haluan
Suwarsono Muhammad, mantan penasihat KPK ini ialah seorang intelektual. Mengawali karir sebagai dosen di Universitas Islam Indonesia (UII). Sampai kemudian menekuni bidang administrasi dengan minat administrasi stratejik. Sehingga tak jarag ia dikenal sebagai pakar penyehatan organisasi.

Namun kini ia dengan berani berpindah minat ke bidang yang jauh dari manajemen. Yaitu peradaban Islam. Ketekunan akan peradaban Islam dalam rangka mencari formula seni administrasi yang sempurna agat Islam sanggup bangkit. Niat mulia ini ia awali dengan menciptakan buku yang membahas perihal arab kuno, arab awal Islam. Buku ini ia buat dari sudut pandang ekonomi-politik. Sudut pandang yang jarang dipilih oleh sejarawan Islam.

Pilihannya kini membuahkan hasil. Ia dikenal sebagai seorang intelektual yang konsen pada pencarian hal-hal tersembunyi dari peradaban Islam yang terpendam. Kita nantikan saja kelanjutan buku-bukunya. Ia merencanakan menciptakan empat seri buku peradaban Islam. Yang diakhiri dengan formulasi seni administrasi kebangkitan Islam.

Sekilas, diketahui bahwa keberanian mereka terletak di antara takut dan sembrono. Takut yang berakibat tidak melaksanakan apa-apa dan sembrono yang berarti bertindak serampangan tanpa perhitungan. Keberanian mereka didasarkan pada ilmu yang diperoleh melalui pengalaman langsung, kajian pustaka atau pun bertukar pikiran dengan orang lain.

Sebenarnya ada banyak teladan keberanian dari tokoh-tokoh satria yang banyak kita kenal. Misalnya ada Bung Karno, yang dengan keberaniannya melawan penjajahan Belanda yang mengakibatkannya dipenjara dan dibuang ke pulau terpencil sebagai tahanan politik. Namun saya lebih menentukan contoh-contoh di sekitar saya. Yaitu orang-orang yang pernah kutemui dan berinteraksi dengannya.

Lalu muncul pertanyaan, bagaimana caranya biar menjadi pemberani?
Jawabnya, cukup lakukan apa yang kau takutkan. Setelah itu engkau akan tahu, apa itu keberanian. Yuk, berani jemput rezeki dari Allah SWT.

Borobudur, 12 Februari 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com