Wednesday, May 1, 2019

√ Ternyata Sudah Apel

Pagi ini tidak ibarat biasa. Saya bangkit terlambat. Keterlambatanku bangkit biasanya dimungkinkan lantaran dua hal. Pertama lantaran tidur larut malam. Kedua disebabkan tidur sehabis sholat shubuh.

Keterlambatan bangkit kali ini menjadikan beberapa situasi yang sulit untuk dikendalikan. Saya terbangun. Rafi masih tertidur di sampingku. Teringat jikalau tadi terdengar bunyi dari istri saya. Ia berkata akan pergi ke pasar membeli keperluan hari ini.

Saya mengambil handuk. Pintu kamar mandi gres saja ditutup. Terdengar rengekan tangis bayi dari dalam kamar. Batinku berkata, "Rafi bangun!". Aku bergegas keluar kamar mandi. Seperti biasa. Bangun tidur pribadi minta dituntun jalan-jalan. Tak tega melepas tangan Rafi yang menggegam tanganku erat. Hanya dapat pasrah menunggu istri pulang dari pasar.

Jarum jam memperlihatkan angka 07.45 WIB. Terdengar bunyi motor Beat. Tak usang istriku masuk ke BKIA. Akhirnya istriku pulang. Langsung saja saya mandi dan bersiap berangkat kerja. Aku keluar dari BKIA pukul 07.55 WIB.

Jam tanganku memperlihatkan pukul 07.58 WIB. Aku melihat jam tangan ini saat hingga di pintu gerbang SDN Borobudur 1. Di depan koperasi sekolah ada Bu Ninik dan Bu Wiwik yang sedang berbincang-bincang. Aku merasa lega lantaran ini menandakan positif. Bahwa bel masuk belum berbunyi. Dan saat bel belum berbunyi niscaya apel pagi juga belum dimulai.

Perasaan lega ini memotivasiku untuk memperlihatkan senyum termanis yang dapat saya buat. Senyuman ini kuberikan kepada Ibu-ibu yang berada di depan koperasi.  Saya parkirkan sepeda motor. Masuk ke dalam kantor guru. Perasaan legaku lantaran tidak jadi terlambat membuatku senang.

Kesenangan itu saya ekspresikan dengan mengajak ibu-ibu guru yang masih berada di kantor. "Monggo ibu-ibu apel rumiyin!". Semua mata tertuju kepadaku. Aku masih belum sadar dengan apa yang terjadi. Kuajak lagi. Bu Surat berbisik kepadaku " Pak, niki nembe mawon rampung apel". "Apaaa?" tanyaku dalam hati.

Aku tidak tahu dan tidak sadar jikalau kalau tiba terlambat. Aku sambil tersenyum dan tertawa meminta maaf lantaran saya tidak tahu. Tidak tahu jikalau sudah masuk dan sudah apel pagi. Tak lama, sehabis seruan maafku, Bu Ninik datang. Aku meminta maaf kepada bu Ninik jikalau tidak dapat ikut apel. Bu Ninik tersenyum. Mungkin dia tahu jikalau saya tidak sadar jikalau guru yang lain sudah masuk dan melakukan apel.

Kejadian lucu ini menjadi pelajaran bagiku. Bangun lebih pagi memang menjadi sebuah kenikmatan yang sangat besar.  Bangun lebih pagi artinya lebih siap. Jujur, ini kali kedua saya tidak ikut mendengar bel masuk selama saya ditugaskan di SDN Borobudur 1.

Rabu, 4 April 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com