Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor merupakan salah satu pondok pesantren yang berjasa pada kemajuan bangsa Indonesia. Banyak alumni dari pesantren gontor yang berjuang untuk kelangsungan bangsa dan negara ini. Alumninya berperan di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya yaitu n
Nurcholis Madjid, tokoh pemikir pembaruan islam. Pesantren Gontor didirikan pada 1926 dengan tokoh pendirinya yaitu Kyai Haji Ahmad Sahal, Kyai Haji Ahmad Zarkasyi, dan Kyai Haji Zainuddin Fanani.
Nurcholis Madjid, tokoh pemikir pembaruan islam. Pesantren Gontor didirikan pada 1926 dengan tokoh pendirinya yaitu Kyai Haji Ahmad Sahal, Kyai Haji Ahmad Zarkasyi, dan Kyai Haji Zainuddin Fanani.
1. Mengajarkan Bahasa Asing, Seni dan Olahraga
Pondok Gontor ini disebut sebagai pondok modern lantaran mengajarkan bahasa asing. Selain mengajari santrinya berbahasa arab, diajarkan pula bahasa Inggris. Bahkan ketika masa kolonial diajarkan pula bahasa Belanda dan bahasa Jepang. Pengajaran bahasa absurd inilah yang yang menjadi gambaran pesantren gontor ini dituduh setengah kafir (Gaus, 2013).
Selain berguru bahasa asing, santri juga diajarkan olahraga dan seni. Khususnya musik dan drama. Kedua bidang ini berkembang sangat pesat di pesantren gontor.
2. Kurikulum KMI
Pesantren Gontor memakai kurikulum Kulliyatul Mu'allimin al-Islamiyyah (KMI).
KMI terinspirasi dari model pengajaran Mahmud Yunus, salah satu tokoh Islam Indonesia yang berguru ilmu kependidikan di Al-Azhar, Kairo dan Darul Ulum Mesir. Sepulang dari Mesir, Ahmad Yunus mendirikan sekolah Normal Islam Padang Panjang Sumatera Barat. KH Ahmad Zarkasyi, salah satu pendiri Pondok Gontor pernah menjadi murid Mahmud Yunus di Sekolah Normal Islam Padang Panjang. Sehingga masuk akal apabila kurikulum di Pondok Gontor memakai KMI.
KMI terinspirasi dari model pengajaran Mahmud Yunus, salah satu tokoh Islam Indonesia yang berguru ilmu kependidikan di Al-Azhar, Kairo dan Darul Ulum Mesir. Sepulang dari Mesir, Ahmad Yunus mendirikan sekolah Normal Islam Padang Panjang Sumatera Barat. KH Ahmad Zarkasyi, salah satu pendiri Pondok Gontor pernah menjadi murid Mahmud Yunus di Sekolah Normal Islam Padang Panjang. Sehingga masuk akal apabila kurikulum di Pondok Gontor memakai KMI.
3. Mengajarkan Keterbukaan
Menurut Ahmad Gaus AF, keterbukaan santri dan anlumni Pondok Gontor disebabkan lantaran mereka mempelajari kitab karya filsuf dari spanyol, ibnu rusyd.
Menurut Ahmad Gaus AF, keterbukaan santri dan anlumni Pondok Gontor disebabkan lantaran mereka mempelajari kitab karya filsuf dari spanyol, ibnu rusyd.
Sikap terbuka dan berjiwa bebas berimbas pada tokoh-tokoh alumni pondok gontor yang menjadi ketua atau tokoh penting di banyak sekali organisasi Islam yang ada di Indonesia. Contohnya Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah dua periode. Selanjutnya ada KH Idham Chalid, ketua umum Nahdatul Ulama sekaligus Ketua MPR di masanya.
4. Falsafah Pendidikan
Falsafah pendidikan dan pengajaran pondok pesantren gontor yaitu berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
Penjelasan falsafah di atas, saya kutip eksklusif dari Ahmad Gaus (2011),
"Keempat unsur itu saling terkait satu sama lain. Unsur yang pertama menjadi dasar bagi unsur-unsur lainnya. Karena itu pengetahuan luas harus selalu dikaitkan dengan kebijaksanaan yang tinggi. Dengan begitu para santri akan mengerti bahwa ilmu yang mereka miliki harus dimanfaatkan untuk tujuan kemaslahatan. Begitu juga berpikiran bebas harus didahului oleh pengetahuan yang luas sehingga kebebasan berfikir itu benar-benar mencerminkan kematangan dan tidak menjurus ke arah pemujaan kepada nalar pikiran.
"Keempat unsur itu saling terkait satu sama lain. Unsur yang pertama menjadi dasar bagi unsur-unsur lainnya. Karena itu pengetahuan luas harus selalu dikaitkan dengan kebijaksanaan yang tinggi. Dengan begitu para santri akan mengerti bahwa ilmu yang mereka miliki harus dimanfaatkan untuk tujuan kemaslahatan. Begitu juga berpikiran bebas harus didahului oleh pengetahuan yang luas sehingga kebebasan berfikir itu benar-benar mencerminkan kematangan dan tidak menjurus ke arah pemujaan kepada nalar pikiran.
Terbesit dalam hati, saya punya impian bila anak saya besok pergi sekolah atau menjadi santai di pondok pesantren modern gontor akan tetapi ada pertanyaan besar didengar saya apakah sehabis berguru di gontor dapat diterima di fakultas kedokteran?
Catatan, 31 Desember 2017
Sumber http://rahmahuda.blogspot.com