Dalam penelitian phenomenologik, dipantangkan untuk memulai penelitian dari kerangka teori, dipantangkan memakai rerensi hasil penelitian terdahulu menjadi tidak berangkat penelitian. Pegangan peneliti phenomenologik: harus empty handed tetapi jangan empty headed, berkerangka dari teori dipantangkan, tapi berbekal pengetahuan yang relevan, perlu.
Pola Kasus Laporan dan Dilema
Dalam konteks mencari teori yang grass root, semestinya dicari hasil penelitian yang menyatakan atau dinyatakan sebagai studi phenomenologik yang membahasakan kerangka fikir subyek penelitian, bukan menampilkan kerangka pikir peneliti.
Kesimpulan Generative
Dari sisi Epistemologi, kebenaran fenomenologic diperoleh secara generatif. Sangat berbeda dengan penelitian pada paradigma kuantitatif yang mengambarkan kebenaran pernyataan hipotetiknya lewat akumulasi data empiris dibentuk kesimpulan generalisasi.
Pengembangan teori
Penulis membedakan tiga jenjang atau tahapan pengembangan teori yaitu teori Substantif atau Teori jenjang pertama, teori formal atau teori jenjang kedua, dan grand theory atau teori jenjang ketiga.
Teori substansif yakni teori yang dibangun atas hasil uji empirik perihal objek penelitiannya pada kasus atau pada populasi lokal.
Sedangkan teori formal intinya dibangun dengan cara mengadakan analisis reflektif cerdas mengekstensi arti objek penelitian tahap pertama.
Pada pengembangan grand teori sanggup dijelaskan terlebih dahulu jalan induktif atau grounded. Dari teori substantif tersebut di atas, kita sanggup mengadakan refleksi cerdas untuk menemukan variabel konstan (bila memakai pendekatan positivistik) atau menemukan hal paling esensial kalau memakai (pendekatan fenomenologic) dan sanggup ditarik benang merah yang universal dalam arti substansif atau tool, maka kita sanggup membangun grand theory.
Sumber http://rahmahuda.blogspot.com