Objek studi filsafat ilmu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu yang substantif dan yang instrumentatif. Yang substantif terdiri dari kenyataan dan kebenaran. Sedangkan yang instrumentatif terdiri dari konfirmasi dan logika inferensi.
1. Kenyataan atau Fakta
Menurut Prof Noeng, kenyataan atau fakta ialah empiris yang sanggup dihayati oleh manusia.
Pandangan wacana kebenaran dari banyak sekali aliran:
a. Positivistik menganggap yang nyata itu yang faktual ada
b. Bagi rasionalistik, yang nyata ada itu yang ada dan cocok dengan akal.
c. Realisme menyatakan yang nyata itu yang riil "exist" dan terkonstruk dalam kebenaran objektif.
d. sedangkan bagi pendekatan phenomenologic, kenyataan itu terkonstruk dalam moral.
2. Kebenaran
Kebenaran berdasarkan beberapa aliran:
a. Bagi positivisme, sesuatu itu benar jika ada korespondensi antara fakta yang satu dengan fakta yang lain.
b. Bagi phenomenologi, phenomena gres sanggup dinyatakan benar sesudah diuji korespondensinya dengan yang dipercayanya.
c. Realisme metafisik Popper mengakui kebenaran jika yang faktual itu koheren dengan kebenaran objektif universal.
d. Bagi Islam mengakui kebenaran jika yang empirik faktual koheren dengan kebenaran transenden berupa wahyu.
e. Pragmatis mengakui kebenaran jika faktual berfungsi
d. Realisme menyimpulkan sesuatu sebagai benar jika didukung teori dan ada faktanya. Realisme gres menuntut adanya konstruk teori (yang disusun deduktif probabilistik) dan adanya empiri terkonstruk pula.
3. Konfirmasi
Fungsi ilmu ialah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memperlihatkan pemahaman pemaknaan. Pemaknaan tersebut sanggup ditampilkan sebagai konfirmasi sewenang-wenang atau probabilistik.
Konfirmasi sewenang-wenang biasanya memakai landasan asumsi, postulat atau aksioma yang sudah dipastikan benar.
Konfirmasi probablistik sanggup ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
4. Logika Inferensi
Inferensi sanggup diterjemahkan dengan kata ramalan atau prediksi.
Secara sistematis logika infernsi sanggup diklasifikasikan menjadi:
1. Logika dalam paradigma kuantitatif dan logika dengan paradigma kualitatif.
2. Sistem logika induktif dan sistem logika deduktif.
3. Penggunaan teori kategorik atau probabilitastik.
4. Dari sisi eranya sanggup dibedakan menjadi tiga, yaitu periode positiftik, postositiftik dan periode postmodern.