Saturday, June 1, 2019

√ Tes Ulang Kejiwaan Alasannya Yaitu Hasil Tes Mmpi/ Tkmi Tidak Valid

Ilustrasi grafik hasil tes MMPI/ Tes TKMI
Penulis melaksanakan tes jiwa di RSJ Prof. Soerojo Magelang pada Jumat, 18 Januari 2018. Hasil tes kejiwaan dijanjikan untuk sanggup diambil pada hari Senin, 22 Januari 2018. Namun alasannya suatu hal, maka saya mendelegasikan istri saya untuk mengambil hasil tes kejiwaan ini sesuai waktu yang dijanjikan oleh pihak rumah sakit. Namun, kejutan terjadi. Istriku menelponku. Dan menceritakan bahwa tes kejiwaan akhirnya invalid. Dan saya diharuskan untuk melaksanakan tes ulang.

Keharusan mengulang ini menciptakan saya bertanya-tanya Ada apa dengan diriku. Apakah ada kelainan jiwa atau alasannya ada kesalahan mekanisme pemeriksaan, mengingat dikala tes kejiwaan yang memandu yaitu mahasiswa kedokteran dari Undip (mahasiswa koas). Memang dikala tes kejiwaan, ada rasa ragu dalam hati melihat performance dari dokter koas yang bertugas memandu tes ini. Keraguan ini juga muncul alasannya selama 2 tahun terakhir saya melaksanakan tes kejiwaan dua kali di daerah yang sama dan selalu dilayani dengan baik oleh petugas pemeriksa kapasitas mental RSJ Prof Soerojo Magelang.
Kuputuskan untuk meluangkan waktu ke RSJ Prof. Soerojo Magelang untuk melaksanakan tes ulang. Sesampainya di daerah tes, saya meminta isu kepada perawat yang bertugas mengapa saya harus melaksanakan tes ulang. Padahal teman-teman akseptor tes yang berbarengan dengan saya tidak ada satu pun yang diminta tes ulang. 

Perawat tersebut tidak sanggup menjawab alasannya analisa tes kejiwaan berada ditangan dokter. Akhirnya saya mengikuti saran untuk melaksanakan tes ulang. Tes yang harus saya kerjakan kembai yaitu tes MMPI. Hal ini saya lakukan semata-mata biar Surat Keterangan Sehat Jiwa itu sanggup saya dapatkan hari ini juga. Mengingat hari ini yaitu hari terakhir pengumpulan berkas bagi guru lulus pretes dari jenjang SD.

Pengerjaan tes MMPI kali ini selesai tidak hingga satu jam. Dalam waktu kurang dari satu jam ini saya berhasil menjawab 350 butir pernyataan. Pernyataan yang harus saya isi dengan oke atau tidak setuju. Lembar jawab ini saya serahkan kepada perawat yang bertugas. Ia memintaku untuk menunggu kehadiran dokter. Karena dokter seorang andal jiwa yang berwenang untuk menilai hasil tes MMPI ini.

Aku menunggu cukup lama. Seingatku 30 menit waktu yang saya habiskan untuk menanti investigasi dokter. Akhirnya dr. Kornelis Ibrawansyah, M.Sc., Sp.KJ. datang. Beliau pribadi memintaku untuk masuk ke ruangannya. Kemudian sebelum saya bertanya, dr. Kornelis Ibrawansyah, Sp.KJ. memberikan hasil dari tes kejiwaan yang saya kerjakan hari Jumat kemarin.

dr. Kornelis Ibrawansyah, Sp.KJ. merasa heran mengapa skor validitas tes MMPI yang saya peroleh yaitu 0. Sepenangkapanku dr. Kornelis juga menyampaikan bahwa gres kali ini ia mendapat pasien yang memperoleh nilai 0 pada kepingan "Sikap Terhadap Tes". Skor 0 apabila dikualitatifkan berarti tidak valid dan tidak sanggup diinterpretasikan sama sekali. Ketidak validan ini berimplikasi pada perolehan skor 0 juga pada indikator yang berada pada deskripsi Indeks Kapasitas Mental, Profil Klinis, dan Indeks Kepribadian Dasar. Bahkan pada kepingan "Kesimpulan dan Saran" tidak sanggup diisi.

Aku pun memberikan pemikianku kepada dr. Kornelis Ibrawansyah. Bisa juga ketidak validan ini terjadi alasannya scanner tidak sanggup membaca lembar jawab tes MMPI. Namun asumsi tersebut terpatahkan alasannya dalam laporan hasil tes, sistem menyampaikan bahwa "Responden mengisi seluruh tes dengan lengkap". Sehingga kesimpulan dr. Kornelis hingga pada keadaan jiwaku lah yang menciptakan hasil tidak valid. dr. Kornelis menduga bahwa saya sedang terlibat dalam konflik yang sangat pelik sehingga mensugesti hasil tes MMPI.

Adanya konflik yanh menganggu hasil tes MMPI juga ditunjukkan pada citra grafik yang ada di lembar kedua. Grafik tersebut menggambarkan aneka macam titik-titik indikator tes kejiwaan yang berada di bawah garis rata-rata. Salah satu titik grafik tersebut disimbolkan dengan abjad DEP, yang sehabis saya konfirmasi maksutnya yaitu depresi. Walau ini bukan titik terbawah alasannya masih ada dua titik deskriptor yang berada di bawah titik DEP ini.

Dua titik yang berada jauh dibawah garis normal dengan skor 100 ini segera saya tanyakan kepada dr. Kornelis Ibrawansyah. Namun beliau tidak sanggup menjawabnya.

Langsung saja saya tanyakan solusi mengenai keadaan seperti. Karena saya sebagai orang awam selalu bertanya-tanya apakah orang yang mengalami hasil tes yang tidak valid tergolong orang yang mengalami gangguan jiwa. Namun dr. Kornelis hanya sanggup menyampaikan hal ini terjadi alasannya sedang ada konflik.

Setelah mentok tidak memperoleh balasan yang memuaskan terkait pertanyaan apakah saya mengalami gangguan jiwa atau tidak. Akhirnua akku putuskan untum meminta advice (saran) kepada dokter Kornelis Ibrawansyah.

Saran yang saya peroleh berupa dongeng yang terjadi di zaman rasul dulu. Ketika Rasul bersama para sahabatnya sedang berada di dalam masjid, Rasul bersabda bahwa sehabis ini akan ada seseorang yang dijamin masuk nirwana masuk ke dalam masjid ini. Tak usang ada ada orang yang masuk masjid, yaitu seorang sahabat dari kalangan Anshor.

Sahabat-sahabat nabi yang berada di sekeliling nabi merasa ingin tau dengan orang tersebut. Akhirnya ada salah seorang sahabat yang menginap bersama orang itu selama tiga hari tiga malam. Kesimpulannya, beliau tidak menemukan orang yang dijamin masuk nirwana itu melaksanakan aktivitas ibadah yang istimewa, menyerupai sholat malam, puasa atau ibadah lainnya. Tapi mengapa beliau sanggup dijamin masuk nirwana oleh Rasul?

Jawaban dari dr. Kornelis Ibrawansyah yaitu alasannya sahabat anshor itu yaitu orang yang memaafkan. Memaafkan disini maknanya kemudian diperluas dengan sanggup memaafkan diri sendiri maupun orang lain. dr. Kornelis Ibrawansyah berharap saya sanggup mengambil pesan yang tersirat dari dongeng tersebut. Artinya saya sanggup memaafkan penyebab konflik yang saya alami.

Akhirnya saya diasesmen kejiwaan dengan memakai instrumen gambar dan tes TIU ditambah observasi selama konsultasi. Ketika akhirnya saya peroleh, hasil evaluasi yaitu cukup, cukup, cukup, cukup, dan cukup. Penilaian selain cukup, saya peroleh di aspek IQ yang akhirnya sangat tinggi. Dan saya gres sadar, ternyata tes ulang MMPI yang gres saja saya selesaikan tidak dijadikan tolok ukur penentuan nilai hasil tes yang saya peroleh kali ini.

Ini hasil terburuk dari tes kejiwaan sebelum-sebelumnya.  Hiburku dalam hati, toh ini tes sekedar formalitas biar saya sanggup mendapat surat keterangan sehat rohani. Dan hingga kini hasil tes MMPI yang dinyatakan tidak valid ini masih saya simpan. Suatu dikala nanti, bila Allah SWT mengijinkan, akan saya konsultasikan lembar rekam medis yang berisi laporan hasil tes MMPI ini kepada ahlinya.

Kramat, 22 Januari 2018.

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com