Kegiatan bisnis sanggup diistilahkan dengan perdagangan. Perdagangan dalam bahasa sederhana yaitu acara yang menjadikan berpindahnya barang atau jasa dari penjual kepada pembeli untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan ini diperoleh oleh kedua belah pihak. Dari sudut pandang pembeli, pembeli memperoleh keuntungan berupa penggunaan barang atau jasa.
Sedangkan dari sudut pandang penjual, perdagangan bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan sanggup berwujud apa saja, mulai dari uang, persaudaraan hingga "pahala kebaikan". Tulisan ini membatasi pengertian keuntungan dalam bentuk keuntungan uang.
Sedangkan dari sudut pandang penjual, perdagangan bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan sanggup berwujud apa saja, mulai dari uang, persaudaraan hingga "pahala kebaikan". Tulisan ini membatasi pengertian keuntungan dalam bentuk keuntungan uang.
Berdagang di zaman yang serba terbuka berbeda dengan berdagang di zaman dulu. Dimana pedagang sanggup memonopoli perdagangan dalam bentuk merahasiakan asal-usul barang ataupun harga bahu-membahu dari produsen. Saat ini merahasiakan harga atau asal-usul barang dagangan menjadi hal yang hampir tidak mungkin. Untuk membuktikannya, buka saja web e-commerce, bukalapak atau shopee misalnya. Disana semua dijual dengan varian harga yang bervariasi. Inilah masa ketersingkapan, masa ketika semua hal sanggup tersingkap dengan jelas.
Pedagang di masa ini harus merumuskan kembali taktik untuk memenangkan pasar.
1.Mengubah Mindset: memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari penjualan satu produk menjadi keuntungan kecil dengan penjualan sebanyak-banyaknya.
Yang pertama yaitu mengubah mindset memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari penjualan satu produk menjadi keuntungan kecil dengan penjualan sebanyak-banyaknya. Hal ini harus dilakukan sebab kita hidup di masa di mana semua orang sanggup mengetahui harga yang bahu-membahu sebagai pengaruh dari terbukanya informasi.
Sehingga apabila kita mengejar keuntungan sebesar-besarnya dari satu penjualan. Kita akan kesulitan memenangkan pasar. Karena penjualan kita akan dianggap mahal dan pembeli kapok untuk membeli lagi. Inilah konsekuensi dari perang harga yang sangat dahsyat.
Strategi menyerupai ini bahu-membahu sudah diterapkan semenjak dahulu oleh seorang jepang dan terbukti sukses. Namanya jikalau tidak salah Matsusita. Strategi bisnis yang berhasil memenangkan bisnis di bidang elektronik ini terinspirasi dari air yang mengalir.
Inspirasi ini muncul ketika Matsusita berjalan-jalan. Ia melihat air yang mengalir di tepian jalan yang tinggi ke tepian jalan yang lebih rendah. dari insiden ini iya ingin membuat sebuah produk yang sanggup mengalir dengan lancar layaknya air. Produk yang lancar mengalir dari produsen ke konsumen. Dan menyerupai air yang sanggup memperlihatkan manfaat kepada siapapun yang dilewatinya.
Matsusita alhasil membuat produk yang bermanfaat dan berkualitas namun mempunyai kecepatan transaksi yang mengalir lancar menyerupai air dari ketinggian. Agar produk sanggup lancar mengalir, ia harus membuat produk yang murah.
Sehingga produk elektronik buatan Matsusita niscaya produk elektronik yang berkualitas dan murah harganya. Kongkritnya, taktik yang ia lakukan yaitu menyebarkan produk elektronik dengan menekan biaya produksi dan tidak berorientasi pada keuntungan tinggi pada satu penjualan. Namun berorientasi pada keuntungan kecil pada satu penjualan tapi berhasil menjual dalam jumlah yang besar.
Intine, bathi sethithik gak masalah, sing penting adol e banter.
Ditulis dengan mb dikala makan perjalanan bersama keluarga dari Universitas Ahmad Dahlan pada tanggal 30 Januari 2017