Gereja Katedral Jakarta: Gereja Kristen Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga – Warga Jakarta dan sekitarnya niscaya sudah tidak aneh lagi dengan Gereja Katedral.
Paling tidak nama ‘Gereja Katedral Jakarta’ pernah singgah di telinga.
Gereja Katedral yang bertempat di jantung Jakarta dan persis berseberangan dengan Masjid Istiqlal ini mempunyai nama resmi Gereja Kristen Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga.
Baca Juga: Tips Mendaki Gunung Untuk Siapapun
Dengan gaya arsitektur neo-gotik ala Eropa, Gereja Katedral Jakarta diresmikan pada 1901 dan memulai perayaan misa secara terbuka bagi seluruh umat Kristen di Jakarta.
Kesan ‘ala Eropa’ pribadi terlihat begitu pilar kembar terlihat, bahkan dari kejauhan.
Warnanya pun seakan mendukung keanggunan dan menawarkan kesan klasik. Yang pasti, Gereja Katedral Jakarta ini menjadi saksi sejarah perkembangan peradaban Indonesia khususnya Jakarta sepanjang lebih dari 100 tahun. Seabad berdiri tidak mengurangi keindahannya sedikit pun.
Baca Juga: Gunung Batu Lembang
Juga, meski kesan klasiknya tetap dipertahankan, gereja ini pun tetap mengadopsi beberapa sentuhan modern.
Kesan pertama yang sering kita rasakan ketika berjalan mendekatinya yaitu ketinggian pilar kembar dan tingginya daun pintu masuk utamanya.
Sekedar informasi, gereja ini dirancang oleh Pastor Antonius Dijkmans dan ketika ini dipimpin oleh Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo sebagai Uskup Agung Jakarta.
Bila kita masuk ke dalam, suasana hening dengan nuansa yang tidak terlalu benderang ramah menyambut kita. Tidak lupa desain interiornya pun memicu kekaguman.
Gereja Katedral Jakarta: Gereja Kristen Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga


Setelah memasuki pintu utama, ada dua pintu dengan ukuran yang lebih kecil lagi yang akan menyambut kita. Setelah itu ada satu pilar besar yang harus kita lewati untuk kemudian menyusuri deretan dingklik umat yang cukup padat.

Ada satu lorong jalan utama menuju altar dan masing-masing lorong kecil di kiri kanan. Di dinding pecahan dalam terpajang lukisan klasik yang menggambarkan dongeng sengsara Yesus Kristus menuju wafat-Nya di kayu salib menyerupai yang tertulis di Alkitab.

Desain interior gereja ini menurutku pribadi sangat mengagumkan, dirangkai sedemikian rupa dengan nilai seni yang sangat berkelas.
Pilar-pilar besar sebagai pondasi seakan memperlihatkan keperkasaannya dalam menopang bangunannya semoga berpengaruh menembus zaman.

Di sudut kanan belakang terdapat area untuk berdoa sembari menyalakan lilin. Di pojok kanan depan bersahabat altar terdapat organ bau tanah yang tak kalah klasiknya. Semua perabotan didalamnya pun terlihat sangat dijaga.
Foto-foto ini diambil ketika perayaan Tri Hari Suci Perayaan Paskah, tepatnya ketika Misa Jumat Agung tahun 2017.
Ramainya Gereja Katedral ketika itu membuatku harus pulang lebih usang semoga suasana sanggup sedikit lebih sepi untuk foto-foto 😀

Bagi kalian yang ingin mengunjungi Gereja Katedral Jakarta untuk menikmati keindahan desain interiornya, gereja ini terbuka untuk umum bagi siapapun.
Umat Kristen yang ingin mengikuti misa di gereja ini sanggup mengacu pada kegiatan berikut:
Jadwal Misa Gereja Katedral Jakarta
- Misa Harian: Pukul 06:00 WIB & Pukul 18:00 WIB
- Misa Sabtu: Pukul 18:00 WIB
- Misa Minggu: Pukul 06:00 WIB, 07:30 WIB, 09:00 WIB, 11:00 WIB, 17:00 WIB, dan 19:00 WIB
- Misa Jumat Pertama: Pukul 06:00, 12:00 WIB, dan 18:00 WIB
Perayaan Hari Besar menyerupai Natal dan Paskah biasanya akan diubahsuaikan setiap tahunnya. Untuk perayaan istimewa lainnya menyerupai Misa Perayaan Tahun Baru juga fleksibel setiap tahun.
Lokasinya berada di Jl. Katedral No.7B, Ps. Baru, Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710, Indonesia tepat di seberang Masjid Istiqlal.
Lokasi yang berdekatan antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal menjadi salah satu simbol keberagaman, bahwa adanya perbedaan tidak seharusnya mencegah kita untuk hidup beriringan sebagai satu bangsa.
Nah, bagaimana berdasarkan kamu? Gereja Kristen ini sudah sangat layak menjadi sebuah landmark dan bangunan bersejarah yang patut kita lestarikan, bukan?
ARTIKEL LAINNYA:
- The Food Factory
- Pendakian Gunung Sindoro 3.153 Mdpl via Jalur Kledung, Jawa Tengah
- Menanjaki Gunung Ciremai, Jawa Barat
- Pendakian ke Gunung Cikuray, Jawa Barat
- Pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah
- Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
- Pendakian ke Gunung Sumbing, Jawa Tengah
- Pendakian ke Gunung Slamet, Jawa Tengah
- Famtrip Genting Highlands Kuala Lumpur, Malaysia 2017
- Theme Park Hotel Resort World Genting Highlands, Kuala Lumpur
- Menikmati Sedapnya Hidangan Bubbles and Bites, Genting Highlands
- The Visitors’ Galleria
- A Short Visit to Bira Island, Thousand Islands
- A Day Trip Without Digital Tech
- Solo Trip to Taman Alam Lumbini, Berastagi, Tanah Karo
- [Infographic] 10 Top Travel Hacks
- Kunjungan ke Floating Market Lembang
- Gereja Katedral Jakarta: Gereja Kristen Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga
- Wisata ke Tebing Keraton Bandung
- Menjelajahi Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah
- Catatan Perjalananku Menjelajahi Nusa Penida, Bali
- Gunung Batu Lembang, Jawa Barat
- Bira Island, Pulau Seribu
- Floating Market, Bandung
- Rafflesia Arnoldii, Festival Bumi Rafflesia, Bengkulu
- Lesehan Pancur, Curup, Bengkulu: Jamuan Siang Kala Menjelajah Bengkulu
- Gunung Papandayan: Sebuah Pendakian yang Cocok Menjadi Weekend Getaway
- Menjelajahi Mangrove Forest Nusa Lembongan, Bali
- Mengintip Persiapan Menyambut Flower Garden Festival 2018 di Taman Bunga Inaya, Bengkulu
- Fort Marlborough: Saksi Sejarah Kekuasaan Inggris di Bumi Rafflesia Bengkulu
- Barleu Coffee Bandung, Minimalis di Remangnya Bandung Malam
- Ambrogio Patisserie, Tempat Nongkrong Asik di Bandung
- Menanjaki Gunung Ciremai 3.078 Mdpl, Garut, Jawa Barat
- Hamparan Bunga, Pesawat, dan Indahnya Alam di Danau Mas Harun Bastari, Bengkulu
- Gunung Slamet: Perjalanan ke Titik Tertinggi Jawa Tengah
- Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
- Pantai Ladeha, Surga Tersembunyi di Pesisir Selatan Pulau Nias
- Bunga Bangkai: Konservasi Amorphophallus Titanum di Bengkulu
Sumber https://walterpinem.me