Wednesday, April 4, 2018

√ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!

laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: wallpaperswide.com

Menjadi pria berarti juga menjadi pengembara. Sebab, setiap pria dilahirkan dalam keadaan kehilangan. Maka, suatu dikala beliau pasti pergi. Kalaulah beliau kembali pada kau, itu berarti kau sudah menjadi apa yang beliau cari. Lalu beliau menjadi kau.


Begitupun Saya. Dalam menemukan bahagia, seringkali bertemu tembok yang memaksa untuk balik kanan. Terbentur.


Saya pernah mencoba memformalkan isi kepala yang kusut ini ke dua universitas berbeda. Tapi, tidak banyak yang berubah. Tetap saja kusut. Seperti rambut Saya sekarang.


Saya tidak pernah sedikit pun menyalahkan universitas atas ketidakmampuannya meluruskan kekusutan tersebut. Semua selalu kembali pada diri Saya, yang sulit untuk diluruskan.


Apa kekusutan itu? Saya ragu untuk menyebutkannya. Hanyasanya, Saya tidak pernah merasa damai ketika menghadapi masa depan bila apa yang sedang dilakukan dikala itu benar-benar, berdasarkan pikiran Saya, belum cukup sempurna dan taktis mengatasi permasalahan yang nyata.


Oleh lantaran itu, dalam perenungan, biasanya ada beberapa pertanyaan yang berkelebat lalu-lalang di dalam kepala yang alhasil menciptakan perkerjaan dan kiprah tidak pernah selesai. Atau minimalnya, selesai dengan tidak maksimal.



Multitasking ialah Racun


Laki-laki bukan perempuan. Jelas sekali.


Dalam sebuah penelitian, penyambung otak kanan dan otak kiri seorang lelaki, tidak sekuat perempuan.


Hal itu menjadi salah satu sebab, kenapa pria sangat sulit untuk multitasking. Berbeda dengan perempuan. Lihat saja seorang ibu, bisa nyetrika sambil ngurus bayi. Menanak nasi sambil mempersiapkan lauknya.


Sudah menjadi watak pria dalam melaksanakan pekerjaan harus berurutan. Setelah selesai, gres bisa lanjut ke urusan yang lain.


Saya ialah laki-laki. Tapi dengan pekerjaan mirip perempuan. Banyak.


Apa yang mengakibatkan Saya punya banyak hal untuk dilakukan dalam satu waktu? Jawabannya ialah … sindrom yes man!


Apa itu?


Hmmm … Anu, itu istilah yang Saya buat sendiri. Artinya, yes man, ialah orang yang tidak bisa menolak undangan orang lain. Maksud Saya, sulit.


laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: az616578.vo.mscnd.net

Saya punya sindrom itu. Tidak tega rasanya jikalau harus menolak undangan orang lain; apalagi sahabat dekat. Akhirnya … banyak pekerjaan yang mesti dilakukan.


Biasanya Saya jadi galau mana yang mesti dikerjakan lebih dahulu. Akibatnya stress menghantui sampai, kadang-kadang, detik waktu yang paling final di jarum jam.


Kadang pula semuanya dikerjakan, tapi tidak maksimal.


Stress akan membunuh secara perlahan. Ini serius. Berapa banyak yang bunuh diri lantaran stress? Googling coba.


Mungkin ini salah satu budaya dari sekolah yang lupa Saya bersihkan. Kebiasaan melahap semua pelajaran dalam sehari, ternyata tidak berkhasiat ketika digunakan untuk melahap beberapa duduk kasus hidup sekaligus.


Saya terbentur.


Satu Hari Itu 24 Jam!


Saya ialah pembelajar. Mempelajari apa yang ingin Saya pelajari.


Salah satu kesalahan yang Saya lakukan berulang-ulang ialah terlalu berekspektasi lebih pada diri sendiri. Saya ialah orang yang mirip itu. Selalu merasa punya waktu lebih dari 24 jam.


laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: blog.lakupon.com

Saya bisa edit video, dikit. Edit foto, dikit. Edit audio, dikit. Pemrograman, dikit. Wirausaha, dikit. Teman curhat, dikit. Dikit dan dikit.


Itulah salah satu sebab, kenapa Saya suka dimintai tolong. Bukan Saya yang suka dimintai, maksudnya mereka suka memintai. Saya pernah bertanya, ternyata anggapan mereka yang meminta tolong itu adalah: Saya serba bisa.


Dusta sekali. Sanjungan yang menjatuhkan. Atau hanya bahasa politik biar tujuan mereka bisa goal. Ya, supaya Saya bersedia menolong.


Dan Saya menolong. Mungkin memang sudah dari sananya gampang sekali di-politik-i. Maha Suci Allah. Saya bersyukur bisa bermanfaat. Ini jujur dan serius.


Bisa segala hal memang bagus, tapi jikalau tidak ditonjolkan salah satunya maka siap-siaplah banjir orderan harga teman. Atau lebih tepatnya harga sahabat makan teman.


Tidak masalah, sih, sebetulnya. Yang jadi duduk kasus ialah ketika Saya tidak bisa memanage kemampuan biar selaras dengan waktu yang tersedia.


Seperti –tepat- hari kemarin, Saya dimintai untuk mengedit teks autobiografi karya rekat sekampus dahulu, yang akan diperlombakan.


Tahu apa? Saya menuntaskan yang itu dulu. Padahal, di Sintesa ini ada kiprah juga. Tapi lantaran sebagian besar sudah selesai … Saya membelot. Dikiiit. Maafkan.


Saya terbentur.


Tidak Punya Spesialisasi


Keahlian-keahlian teknis dan soft skill yang Saya sebutkan di atas tadi hanya dipelajari permukaannya saja. Tidak hingga meringsek ke bahasan yang paling dalam.


Dan kurang tepatnya, Saya menonjolkan itu semua.


Ketika ada seseorang yang sedang edit foto kebingungan, Saya bantu. Kemudian dianggap bisa ngedit foto.


Saya edit video untuk organisasi. Niatnya hanya mengisi waktu luang. Lalu Saya upload video itu ke facebook. Besoknya dianggap jago edit video.


Tulisan Saya pernah dimuat di portal isu islam, besoknya dianggap jago nulis.


Ya … Semoga jadi doa. Aamiin.


Tidak punya spesialisai hanya akan menimbulkan diri kita target tembak busur panah. Ketika orang lain punya masalah, yang terpikir itu … ya begitulah.


laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: wego.co.id

Saya bersyukur. Sangat bersyukur bisa membantu orang lain. Itu berarti ada nama Saya di hati orang lain. Tapi kadangkala Saya menjadi galau sendiri, apa yang sudah Saya perbuat … untuk diri Saya sendiri?


Mengabdi di komunitas A, organisasi B, C, D, dll. menciptakan Saya merenung lebih dalam.


Saya terbentur.


Keluar dari Zona Nyaman


Dua universitas sudah pernah Saya coba.


Hasilnya … gagal. Kenapa? Karena Saya keluar dari zona nyaman.


Banyak motivator yang mempengaruhi audiencenya untuk keluar dari zona nyaman; lakukan hal-hal baru!


Saya ingin katakan: Jangan!


laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: 200.thewallpapers.org

Keluar dari zona nyaman hanya akan membuatmu berjalan pincang. Saya berbicara dari pengalaman. Jangan tergiur oleh sesuatu yang belum bisa dimiliki, lantaran hakikatnya memang sesuatu yang belum dimiliki itu terlihat indah.


Saya termasuk orang yang sering iri dengan kemampuan orang lain. Padahal Saya sadar, potensi Saya bukan di sana.


Akhirnya Saya terbentur. Lagi.


Parasut yang Terbuka


Seorang ilmuan mengatakan, pikiran itu mirip parasut. Hanya akan bekerja bila ia terbuka.


laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: quotefancy.com

Setelah semua benturan yang dialami. Kemudian Saya mencoba untuk berpikir lebih dalam wacana apa yang mesti dilakukan sehabis benturan-benturan ini.


Lalu Saya ingat. Ada beberapa hal yang berdasarkan Saya salah dalam diri ini, salah satunya: mengagumi orang lain yang memiliki ukuran sepatu berbeda


Sebelum hari ini, Saya mengagumi orang-orang yang bertekad untuk berproses di luar zona nyamannya. Saya pikir hebat sekali.


Saya terpesona dengan orang-orang yang dalam perjalanan akademiknya mengabdikan diri hingga ke 20 organisasi lebih; di dalam dan di luar kampus. Jabatannya pun bukan sembarangan.


Saya terpikat dengan orang-orang yang sanggup mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Atau, orang-orang yang punya pengetahuan teknis wacana beberapa hal, sehingga menjadi target ‘minta tolong’ orang lain. Mulia sekali.


Tapi semua itu berubah seiring mendewasanya hati. Setidaknya, ini kebenaran yang Saya anut sekarang.


Jangan ceroboh keluar dari zona nyaman. Itu berarti kau sedang mengundang stress. Bekerja/belajar dalam stress sama saja kau sedang mempersulit diri. Bukankah Nabi selalu menentukan jalan yang lebih gampang bila diberikan pilihan-pilihan (selagi bukan dosa)?


“Mempersulit diri,” sabdanya saw., “hanya akan menciptakan dirimu benar-benar dipersulit.”


laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: peacedividendtrust.org

Pilihlah jalan kenyamanan, lantaran jalan itu yang sanggup menciptakan hatimu terus membara dalam tekad. Kesuksesan tidak mengharuskanmu untuk berdarah-darah mencemari telaga yang menyejukkan hatimu, ia hanya menuntut kedewasaan. Itu saja.


Bekerja keraslah dalam zona nyamanmu, pasti zona nyaman itu akan membesar. Zona nyamanmu akan melebar. Jangan termakan ‘rumput’ tetangga yang lebih hijau, belum tentu rasanya enak. Tidak semua orang ‘kambing’, beberapa di antaranya ‘ikan’. Makanannya berbeda. Lingkungannya berbeda.


Kalau nyamanmu di masak, jangan coba-coba ngambil kuliah jurusan elektro. Itu keluar dari zona nyaman. Itu mengundang stress.


Ambillah kursus memasak. Lalu buat delivery order makanan. Selanjutnya, buat warung kecil, berdiri restoran, buat buku resep, buat sekolah masak, dst., dst.. Growing tidak harus selalu keluar dari zona nyaman. Tapi perbesar zona itu.


Memilih jalan kenyamanan bukan berarti menghalalkan santai-santai. Tidak! Santai dan nyaman itu beda. Kamu lebih tahu.


Mengabdikan diri di banyak sekali organisasi itu bagus, tapi sekali lagi, growing tidak harus keliling-keliling.


Mengerjakan banyak sekali hal itu baik, apalagi tahu banyak hal. Tapi, fokuslah yang akan menciptakan dirimu sukses. Percayalah.


Gagal fokus atau stress ditambah multitasking, hanya akan menghentikan aktivitasmu lantaran bingung; banyak pekerjaan tapi tidak tahu apa yang mesti dikerjakan. Banyak tuntutan.


laki dilahirkan dalam keadaan kehilangan √ Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk!
sumber: i.huffpost.com

Saran Saya, tentu terhadap diri Saya sendiri, jadilah master dalam satu bidang saja, bukat muter-muter. Di antara keahlianmu yang banyak, tonjol dan kenalkan satu pada orang lain. Jadikan itu brand bagi dirimu.


Bentuk dirimu. Bentuk!


Sudah lazim kita ketahui, orang-orang yang hari ini sukses ternyata kehidupan dahulunya banyak terbentur dan gagal. Tapi mereka tidak bersikap sebagai orang yang gagal, itulah yang menciptakan mereka sukses.


Seperti apa yang dikatakan Tan Malaka, “Terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk!”


Aamiin.


Saya mohon do’a biar bisa terus bergerak. Kadang insan itu memang malas untuk berpidah dari satu kawasan ke kawasan lainnya, lantaran takut memulai sesuatu di kawasan yang asing. Meskipun yang akan beliau mulai itu ialah misi untuk mencapai visinya.


Tapi itulah manusia. Saya juga manusia.


Moga di kawasan gres ini, Sintesa, Saya bisa berguru wacana kehidupan; yang akan semakin terasa positif ketika semua itu diperjuangkan.


Udah gitu aja.



Sumber https://satriabajahitam.com