Wednesday, February 13, 2019

√ Salah Satu Cara Merenung Melahirkan Karya Besar


Ada yang menarik dari sebuah tweet usang dari Sujiwo Tejo. Tweet yang diposting 27 Desember 2015 ini berbunyi "Kenapa saya suka senja, alasannya yaitu bangsa ini kebanyakan pagi, kekurangan senja. Kebanyakan gairah, kurang perenungan … #TaliJiwo". Yang ingin saya komentari dari tweet ini yaitu wacana perenungan. Sebenarnya siapa yang harus merenung? dimana dan kapan harus merenung? dan bagaimana caranya?

Dunia seni merupakan dunia yang sangat lekat dengan perenungan. Seniman membutuhkan kesempatan untuk merenung dalam rangka menyambung inspirasi. Inspirasi yang nantinya melahirkan karya seni. Yang harapannya selalu ingin karyanya menjadi "Masterpiece".

Saya pernah mendengar bahwa seorang Piyu, pencipta lagu sekaligus gitaris grup band Padi sering melaksanakan proses perenungan dikala membuat lagu baru. Dalam pengakuannya dalam sebuah tayangan yang saya lupa ditayangkan dimana, Piyu berkata bahwa ia dapat mengunci diri berjam-jam di studio musik miliknya seorang diri untuk merangkai kata menjadi alunan nada lagu yang indah.

Begitu pula dengan pelukis. Beberapa dongeng wacana pelukis juga mengkisahkan bahwa mereka sengaja berjalan-jalan keliling danau, bersepeda di pedesaan atau menyendiri di taman hanya untuk menangkap ilham dan suasana baru. Inspirasi inilah yang kemudian dihimpun dan dirangkai di studio lukis miliknya. Di studio inilah ia menelurkan karya lukis terbaiknya.

Sebagai eksklusif apapun profesinya ternyata membutuhkan "studio"nya sendiri. Studio sebagai kawasan khusus untuk merenung. Merenung sebagai aktivitas melepaskan sejenak ambisi yang ada dalam rangka memikirkan langkah hidupnya dengan nalar kecerdasan dan bunyi hati nuraninya.

Orang-orang masa sekarang banyak dianjurkan untuk merenung. Beberapa pihak suka merenung dengan cara meditasi. Meditasi sebagai sarana perenungan sekarang sedang ngetrend. Ditambah lagi dengan terapi Yoga yang juga memperlihatkan relaksasi diri. Waktu untuk bermeditasi dan beryoga pun berbeda-beda pada setiap orang.

Menurut beberapa orang, meditasi dan yoga merupakan cara efektif untuk merelaksasi diri. Namun upaya tersebut tidak murah. Karena membutuhkan bimbingan dari pelatih. Saya menyarankan untuk melaksanakan upaya perenungan sesudah sholat. Perenungan sesudah sholat ternyata lebih merilekskan, murah, dan teratur.

Cara merenungnya pun cukup mudah, yaitu dengan cara mengatakan pertanyaan-pertanyaan singkat pada diri sendiri. Kemudian biarkan hati nurani menjawab dengan dukungan otak. Selain itu tambah kesempatan untuk merenungkan tindakan yang sudah dilakukan. Ikhlaskan yang sudah hilang, syukuri apa yang sudah diperoleh dan berdoa untuk yang akan datang. Selamat merenung, bangkit studiomu sendiri!

Borobudur, 12 Januari 2019

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com