Di sela lokakarya |
Pada hari yang kedua ini, saya juga berkesempatan untuk maju ke depan mewakili kelompok. Saya memberikan hasil diskusi kelompok ihwal apa yang telah dipelajari di modul evaluasi dan tindak lanjut ini; apa yang sudah dilakukan; apa yang membingungkan; dan harapan. Keempat hal ini ialah pertanyaan wajib yang harus terjawab dalam setiap diskusi kelompok review modul.
Saya mengungkapkan bahwa melalui modul ini, akseptor PPG Dalam Jabatan telah mempelajari Taksonomi Bloom. Taksonomi berpikir ini terdiri dari C1 hingga C6. Taksonomi yang mengungkapkan level berfikir ini dipakai untuk menciptakan soal untuk menguji keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Mengenai apa yang sudah dilakukan, modul evaluasi dan tindak lanjut ini menginspirasi akseptor PPG Dalam Jabatan untuk menciptakan soal sesuai dengan kriteria tertentu. Mulai diperhatikan legel berpikir yang diuji hingga pemilihan jenis instrumen. Modul ini juga mengungkapkan kelebihan dan kelemahan tiap instrumen penilaian. Ternyata tidak selamanya pilihan ganda itu buruk. Ada juga kelebihan untuk melengkapi kekurangan instrumen evaluasi jenis esai.
Ketika memberikan hasil diskusi di depan dosen dan akseptor PPG Dalam Jabatan |
Saya juga memberikan hal yang membingungkan, yaitu ihwal jenis evaluasi selesai nasional yang terdiri dari pilihan ganda dan uraian. Menurut diskusi yang telah kami lakukan, ujian selesai itu tidak sesuai dengan evaluasi otentik. Padahal guru setiap hari dituntut untuk menyelenggarakan evaluasi otentik semoga memperoleh hasil pengukuran kemampuan siswa dengan valid. Selain itu model ujian selesai yang dipakai hanya mengukur kemampuan kognitif siswa. Sehingga belum bisa mengukur kemampuan siswa di ranah afektif dan psikomotorik. Hal yang kontradiktif ini membingungkan kami.
Harapan kelompok kami ihwal evaluasi ialah semoga pemerintah sanggup menyederhanakan model evaluasi kurikulum 13. Guru harus mengolah ribuan nilai semoga untuk sanggup menuntaskan tugasnya dalam menilai siswa dan memilih kenaikan kelas atau ketuntasan berguru siswa. Penilaian ini membutuhkan waktu yang banyak ditambah beban manajemen yang memberatkan guru.
Saya mengajak teman-teman di ruangan seminar kampus 4 UAD ini untuk menghitung berapa nilai yang harus diolah oleh setiap guru kelas selama satu semester. Misalnya di sebuah kelas ada 30 siswa. Setiap minggunya guru harus melaksanakan ulangan untuk memperoleh nilai setiap Kompetensi Dasar dari lima mata pelajaran.
Ulangan dilakukan di setiap selesai sub tema. Dimana setiap tema ada empat sub tema. Dan setiap semester ada 5 tema. Hasilnya, guru harus mengolah sebanyak 2500-an buah nilai untuk memperoleh nilai pengetahuan siswa selama satu semester. Jumlah tersebut belum termasuk evaluasi untuk aspek keterampilan dan sikap. Dimana keterampilan harus dinilai eksklusif apabila mengandung unsur unjuk kerja. Penilaian perilaku juga tidak gampang alasannya harus memperhatikan siswa satu demi satu. Penilaian perilaku juga memakai banyak sekali instrumen ibarat jurnal atau rubrik. Inilah tawaran kelompok kami, bagaimana caranya semoga proses evaluasi ini menjadi efektif dan efisien.
Kampus 4 UAD, Selasa, 2 Oktober 2018 Sumber http://rahmahuda.blogspot.com