Kami sekeluarga bersama Lucia Dayu Penulis buku Dancing in The Rain, seorang penyintas kanker |
Saya dulu tidak pernah tertarik dengan istilah kanker. Saya hanya mendengarnya dari buku-buku mata pelajaran IPA atau biologi. Selain itu dari perayaan-perayaan hari kanker sedunia yang biasanya ditampilkan di televisi.
Ketertarikan saya untuk mempelajari kanker dimulai sekitar dua bulan yang lalu. Ketika itu salah satu anggota keluarga saya terkena kanker. Saya mulai tanya-tanya dengan istri saya yang mempunyai latar belakang tenaga kesehatan. Akan tetapi saya ketika itu juga belum terlalu intens hanya sebatas ingin tahu saja wacana penyakit kanker.
Saya mulai lebih tertarik untuk mengetahui hal-hal wacana kanker sehabis mendengarkan sharing dari seorang penyintas kanker berjulukan Lusia Dayu. Dari Lusia Dayu lah saya pertama kali mendengar istilah penyintas. Melalui google saya ketahui bahwa penyintas ialah orang-orang yang selamat dari tragedi besar. Sehingga penyintas kanker ialah orang-orang yang selamat atau berhasil sembuh dari penyakit kanker.
Cerita wacana Lusia Dayu berjuang melawan kankernya kudengar pribadi ketika mengikuti kegiatan talk show yang diselenggarakan oleh dinas perpustakaan dan arsip kawasan kota Magelang. Talkshow bedah buku ini merupakan salah satu kegiatan dari ekspo buku tahun 2018. Lusia Dayu yang mempunyai latar belakang seorang penulis melukiskan kisah usaha melawan kanker dalam sebuah buku yang berjudul Dancing in the Rain.
Buku kesembilan yang ditulis Lusia Dayu ini dimulai dari dongeng proses awal ditemukannya sel kanker di dalam dirinya, terapi kemoterapi hingga proses operasi pengangkatan kanker. Perjuangannya jatuh berdiri melawan kanker tertulis secara detail dan sangat mengena. Pembaca dibawa ke sebuah pengalaman gres dimana seakan-akan ikut mencicipi apa yang dirasakan oleh seorang penderita kanker.
Setelah membaca buku ini ada beberapa hikmah yang sanggup kita petik:
1. Berdoa kepada Tuhan Yabg Maha Esa ialah kegiatan yang wajib dilakukan. Tuhan ialah sebaik-baiknya pelindung. Selain itu kita tidak mengetahui dari mana asal penyakit itu. Oleh alasannya ialah itu kita wajib memohon biar selalu dikaruniai tubuh yang sehat
2. Miliki ambisi. Karena ambisi untuk terus hidup menciptakan seseorang besar lengan berkuasa menghadapi cobaan hidup.
3. Syukur. Penting untuk selalu bersyukur atas apa yang dikaruniakan Tuhan kepada kita. Syukurlah yang menghadirkan kebahagiaan dalam hidup.
Saya melalui goresan pena ini engapresiasi atas terbitnya buku Dancing in The Rain. Hati saya tersentuh mendengar balasan atas pertanyaan mengapa menentukan judul ini. Lusia Dayu menjawab, saya suka menari di bawah hujan, alasannya ialah tetesan air hujan menciptakan tidak ada seorang pun tahu saya menari sembari menangis. Seperti ungkapan Charlie Chaplin, "I always like walking in the rain, so no one can see me crying."
Ahad, 7 Oktober 2018
Sumber http://rahmahuda.blogspot.com