Sunday, April 28, 2019

√ Perlu Tindakan Kolektif Untuk Meluruskan Siswa

Bu Suci kali ini bertugas menjadi pembina apel pagi. Beliau menceritakan banyak hal. Beliau juga menyampaikan jika isi sambutan apel ini menyambung dari apa yang saya sampaikan kemarin.

Saya kemarin memberikan analisa sosial lingkungan sekitar kawasan tinggal siswa. Ditemukan adanya kelompok masyarakat yang menjadi role model dari siswa SDN Borobudur 1. Pemodelan yang dilakukan siswa ini cenderung melenceng dari usaha-usaha pendidikan yang dilakukan SDN Borobudur 1. Oleh karenanya, saya menyarankan untuk melaksanakan perlawanan dengan cara yang sederhana. Yaitu dengan cara menghilangkan simbol-simbol kelompok tertentu tersebut yang kebetulan menempel di ransel sebagai aksesoris siswa.

Bu Suci menyambung gagasan saya di atas dengan menambah pandangan gres berupa "usaha kolektif". Bu Suci membayangkan bahwa upaya pencucian simbol-simbol itu harus dilakukan secara kolektif. Kolektif artinya dilakukan bersama-sama. Sehingga setiap wali kelas harus menerapkan hukum dan ketegasan yang sama.

Upaya perlawanan terhadap simbol yang tidak pantas ditiru siswa ini harus disadari oleh semua guru. Semua guru harus peka melihat gejala negatif yang muncul. Karena apabila perlawanan, peraturan atau pelarangan terhadap simbol negatif ini hanya dilakukan oleh sebagian guru pengaruh jeranya tidak terlalu luas.

Sekali lagi, upaya perlawanan untuk meluruskan siswa yang melenceng ini harus dilakukan secara kolektif. Tidak dapat parsial. Dan harus dilakukan pada masa yang sama.

Oleh karenanya, guru SDN Borobudur 1 harus kompak. Kompak dalam rangka membersihkan simbol-simbol yang mencerminkan identitas kelompok tertentu. Kekompakan ini yang akan meningkatkan pengawasan kolektif terhadap segala sesuatu yang dilakukan siswa.

Borobudur, 12 April 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com