Thursday, May 16, 2019

√ Dibalik Kesuksesan Kontingen Kwaran Borobudur Menjuarai Pesta Siaga Tingkat Kabupaten Magelang Tahun 2018

Proses pengecatan tenda
Inilah kali pertama aku menyaksikan pesta siaga tingkat Kabupaten. Pertama kali pula melihat belum dewasa menangis sesenggukan alasannya yaitu tidak berhasil meraih juara menyerupai yang mereka harapkan. Anak-anak yang menangis ini bukan siswa sekolahku. Namun siswa-siswi dari kontingen kecamatan lain. Ada juga ekspresi kekecewaan yang terlihat dari instruktur yang kontingennya tidak berhasil membawa pulang trophi juara.

Semua itu pemandangan gres bagiku. Penasaran juga bagaimana caranya menciptakan anak mempunyai rasa penyesalan alasannya yaitu tidak bisa meraih juara. Ingin tahu juga bagaimana para instruktur menghibur mereka yang menangis alasannya yaitu tidak berhasil menjadi juara.

Selanjutnya aku akan menceritakan beberapa hal yang patut diingat. Juara umum pesta siaga tingkat Kabupaten Magelang tahun 2018 ini dimenangkan oleh kontingen dari Kwartir Ranting (Kwaran) Borobudur. Juara umum diperoleh dari total skor Barung putra ditambah Barung putri. Barung putra berasal dari SD Muhammadiyah Borobudur dan Barung Putri dipercayakan kepada siswi-siswi SDN Borobudur 1.

Kedua SD yang mewakili Kwarran Borobudur ini mempunyai daerah Istimewa di hari saya. SDN Borobudur 1 Istimewa alasannya yaitu almamater saya, ditambah sekarang aku mengajar di SD ini. Sedangkan SDM Borobudur merupakan daerah aku bekerja dulu, ditambah aku mempunyai kedekatan ideologis dengan SDM. Kaprikornus aku sedikit tahu, kisah unik di balik kesuksesan kedua sekolah ini meraih juara di Pesta Siaga Kabupaten.

Cat dan Gapura
Keunikan pertama terjadi ketika pendirian tenda di Halaman Gedung DPRD Kabupaten Magelang. Hal ini aku ketahui ketika tiba-tiba pada hari Jumat siang (2/3/2018) aku diminta ibu kepala sekolah untuk membantu mempersiapkan tenda pesta siaga. Setelah aku dan teman-teman yang lain berhasil mendirikan tenda, kemudian pak Wik (Tenaga Kependidikan SDN Borobudur 1) mengambil dua tong cat tembok berwarna hijau.

Pak Wik mencampurnya dengan air yang diambil dari gelas air kemasan. Diaduknya cairan cat tembok ini. Dengan hening ia memulai mengoleskan kuasnya di tenda yang telah berdiri. Mengecat tenda bukanlah hal yang lazim bagi kita. Terbukti banyak pegawai dinas ketika melihat acara mengecat tenda ini selalu melihat dengan penuh penasaran. Walau tidak ada satupun orang yang melihat bertanya kepada kami mengapa tenda ini dicat.

Berdasarkan isu dari Pak Freega, salah satu guru muda di SDN Borobudur 1, gagasan mengecat tenda ini berasal dari Pak Wik. Menurut aku pengecatan tenda ini sangat efektif. Mengingat terpal tenda terlihat sangat kotor alasannya yaitu berjamur. Kalau saja terpal ini dibersihkan, butuh beberapa hari. Begitu pula jikalau dilaundry, biayanya tidaklah murah. Akhirnya dicat memakai cat tembok yang sedikit mahal. Agar catnya tidak gampang luntur terkena embun pagi atau air hujan. Hanya butuh waktu sekitar dua jam untuk mengecat seluruh bab luar tenda. Solusi cerdas!

SDM Borobudur dalam mempersiapkan pesta siaga tingkat kabupaten mempunyai keunikan tersendiri. Kalau keunikan SDN Borobudur 1 di pesta siaga ini terletak pada tendanya yang dicat, SDM Borobudur pada proses pembuatan gapuranya. Saya secara kebetulan mengikuti proses pembuatan ini. Tidak secara eksklusif memang. Hanya berasal kisah dari lisan ke lisan alasannya yaitu sering ikut nimbrung bersama pak ripto home-comp dan mas Fauzi, tenaga kependidikan SDM Borobudur.

Di suatu malam di simpulan bulan Februari, Mas Fauzi bercerita bagaimana ia mencari solusi atas gapura yang akan dipakai di pesta siaga kali ini. Ia menyampaikan jikalau gapura pramuka yang dimiliki SDM Borobudur sudah rusak dan mustahil digunakan. Selang beberapa hari, Mas Fauzi bercerita lagi jikalau gapuranya akan meminjam dari MIN Tegalarum. Dengan konsekuensi gapura tersebut membutuhkan perbaikan sedikit.

Ketika bertemu mas Fauzi yang dikala itu bersama pak Ripto, pihak SDM kesulitan dalam mencari tukang. Awalnya mau pinjam tukang. Tapi tidak jadi alasannya yaitu ada insiden yang tidak etis untuk diceritakan melalui goresan pena ini. Sempat terjadi gelombang benturan tapi tidak berujung konflik berkepanjangan. Mengingat pihak SDM bersedia mencari tukang sendiri untuk memperbaiki gapura dan menciptakan pagar serta taman kecil yang akan dibentuk di depan tenda.

Keunikan dalam proses pembuatan gapura, pagar dan taman perhiasan tenda ini menjadi keunikan tersendiri. Walau secara detail tidak bisa aku ceritakan. Catatan pentingnya adalah, proses pembuatan gapura ini menjadi sarana yang membuka kesadaran banyak sekali pihak. Terutama pihak-pihak yang menginginkan SDM semakin maju.

Selamat untuk Kwaran Borobudur yang berhasil membawa tiga piala di perhelatan pesta siaga tingkat Kabupaten Magelang tahun 2018 ini. Piala juara umum, juara 2 barung putra, dan juara 3 barung putri menciptakan keluarga besar pramuka Borobudur bangga. Lebih gembira lagi, kedua kontingen ini berhak maju ke pesta siaga tingkat eks-karesidenan Kedu. Rencananya tahun ini akan diselenggarakan di Kebumen pada 24 Maret 2018. Maju terus Kwaran Borobudur!

*Ditulis disaat sendirian menunggu tas kontingen SDN Borobudur 1, ketika semua mengikuti dan menyaksikan upacara penutupan pesta siaga.
Kota Mungkid, 3 Maret 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com