Thursday, May 9, 2019

√ Pengolahan Nilai Kurikulum 2013

Contoh Pengolahan Nilai Kurikulum 2013
PTS, sebutan yang ajaib bagiku. Saya pun mencari tahu, apa itu PTS. Perguruan Tinggi Swasta ternyata kependekan dari Penilaian Tengah Semester. Perguruan Tinggi Swasta merupakan sebutan Ulangan Tengah semester pada kurikulum 2013. Maklum, saya selama menjadi guru belum pernah mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan Kurikulum 2013. Ditambah, sekolah daerah kiprah yang dulu belum menerapkan Kurikulum 2013.

Perguruan Tinggi Swasta tidak lagi memakai model soal mata pelajaran yang bangkit sendiri. Tidak ada lagi mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan SBK. Mata pelajaran tersebut digabung dalam satu tema besar. Sehingga Perguruan Tinggi Swasta memakai sistem soal tematik. Yang ada dalam Perguruan Tinggi Swasta yaitu Ulangan Tema 6 Sub tema 1 dan 2, Tema 6 Sub Tema 2 dan 3, dsb.

Walau sudah tematik, namun masih ada beberapa mata pelajaran yang bangkit sendiri. Mata pelajaran tersebut yaitu Matematika, Pendidikan Agama, Baca Tulis Kitab Suci, Bahasa Inggris dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Perguruan Tinggi Swasta dalam mata pelajaran yang bangkit sendiri ini tidak digabungkan dalam ulangan soal tematik.

Tantangan terbesar dalam system Perguruan Tinggi Swasta ini terletak pada model evaluasi yang diterapkan. Penilaian dalam Perguruan Tinggi Swasta harus dilakukan pada setiap KD yang diujikan. Tidak menyerupai model evaluasi KTSP yang cukup menghasilkan nilai untuk setiap mata pelajaran. Misalnya, dalam ulangan tematik yang mengandung muatan mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan SBDP penilaiannya tidak hanya untuk kelima pelajaran tersebut. Namun penilaiannya untuk tiap Kompetensi Dasar yang terkandung dalam mata pelajaran. Misal, dalam soal tematik terdapat soal PKn yang mengandung muatan KD 3.1 dan 3.2, maka nilainya tidak hanya satu untuk pelajaran PKn saja, namun PKn harus menghasilkan dua nilai sebab mengandung dua kompetensi dasar.

Untuk lebih jelasnya, saya berikan pola pengolahan nilai salah satu hasil tes tematik dalam Perguruan Tinggi Swasta dengan jumlah siswa 35 anak. Dalam sekali tes tematik, saya harus mendapat nilai minimal lima buah. Jumlah nilai ini sanggup bertambah tergantung jumlah kompetensi dasar yang terkandung. Dengan nilai hitungan minimal, satu siswa akan mendapat lima nilai di setiap satu kali soal tematik dibagikan.

Padahal tes tematik yang diujikan dalam Perguruan Tinggi Swasta ada tiga tema. Sehingga lima nilai kali tiga tema yang diujikan kali jumlah siswa yang ada 35 anak, maka dalam sekali Perguruan Tinggi Swasta saya harus mengolah nilai yang berjumlah 525 buah. Jumlah ini belum ditambah dengan nilai matematika dan Bahasa Jawa. Kalau contohnya dalam matematika terdapat 5 KD yang diujikan, maka sekali tes matematika dengan jumlah siswa 35 anak, saya sebagai guru akan mendapat nilai embel-embel sejumlah 175 buah. Ditambah lagi dengan Bahasa Jawa. Kalaupun jumlah KD dalam Bahasa Jawa sama dengan matematika, maka akan diperoleh nilai sejumlah 175 buah. Akhirnya, saya sebagai guru kelas dalam sekali Perguruan Tinggi Swasta harus bisa menghasilkan nilai sebanyak 525+175+175 = 875 buah.

Saya memandang jumlah nilai yang harus dihasilkan dalam sekali Perguruan Tinggi Swasta sangatlah banyak. Seorang guru apabila mengoreksi sendiri Perguruan Tinggi Swasta tanpa dukungan orang lain harus meluangkan waktu selama 1.750 menit atau senilai dengan 29 jam. Hitungan tersebut didasarkan pada kemungkinan waktu tercepat bagi guru untuk mengolah nilai dari satu kompetensi dasar, yaitu 2 menit untuk evaluasi satu kompetensi dasar. Seorang guru niscaya sangat Lelah dan jenuh kalau harus mengolah nilai sebanyak itu. Padahal pengolahan nilai menyerupai ini menjadi hal wajib di kurikulum 2013.

Kiat Pengolahan Nilai
Ibu Purwatmi Budiatmi  yaitu seorang guru senior di SDN Borobudur 1. Beliau memperlihatkan tips kepada saya semoga pengolahan nilai Perguruan Tinggi Swasta ini sanggup terselesaikan dengan cepat dan efisien. Beliau menyarankan semoga lembar jawab Perguruan Tinggi Swasta dikoreksi secara tolong-menolong dengan siswa. Namun sebelumnya, siswa sudah diberitahu pembagian nomor soal untuk setiap kompetensi dasar yang dinilai.

Siswa diminta menuliskan kolom yang terdiri dari nomor soal menurut mata pelajaran dan KD yang dinilai, nomor yang salah dan jumlah nomor yang betul. Contohnya soal 1 hingga 5 mempunyai muatan Kompetensi Dasar yang sama. Maka dikala siswa sudah mencocokan tanggapan hingga nomor 5, kita minta mereka untuk menghitung jumlah betul. Jangan lupa untuk menuliskan nomor yang salah. Penulisan nomor yang salah ini untuk mengantisipasi kesalahan penghitungan dan upaya penggantian tanggapan oleh siswa yang curang. Selanjutnya, guru tinggal memasukkan jumlah soal yang betul ke dalam format penghitungan nilai dalam Microsoft excel.

Pemanfaatan miscrosoft excel dalam pengolahan nilai Perguruan Tinggi Swasta ini sangatlah membantu. Karena guru tidak perlu memakai calculator untuk menghitung satu persatu soal yang betul dalam setiap KD. Guru hanya perlu memasukkan jumlah soal betul ke dalam format Microsoft excel yang telah dibuat. Sehingga kunci sukses pengolahan nilai Perguruan Tinggi Swasta terletak pada kerjasama guru dengan siswa dan pemanfaatan aplikasi hitung dalam computer.

Hikmah Pengolahan Nilai
Akhirnya, sanggup disimpulkan bahwa ada pesan yang tersirat besar dibalik model pengolahan nilai berbasis KD menyerupai ini. Guru memperoleh pesan yang tersirat berupa data analisis nilai yang valid dan detail. Guru jadi tahu di pecahan mana siswa sudah berhasil menguasai bahan secara tuntas. Dan juga tahu dimana kekurangan siswa. Sehingga guru bisa mempersiapkan pembelajaran pengayaan dan remidial secara sempurna sesuai kebutuhan siswa.

Demikian goresan pena yang berisi tantangan pengolahan nilai pada kurikulum 2013. Yang intinya, dalam sekali tes guru harus bias menghasilkan nilai sesuai KD yang terkandung. Sehingga menjadi hal yang biasa kalau guru bias menghasilkan ratusan nilai dalam sekali PTS. Semoga hitung-hitungan di atas gampang dipahami oleh pembaca sekalian.

Borobudur, 21 Maret 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com