Wednesday, June 19, 2019

√ Rela Disalip Untuk Menyelamatkan Argo Penumpang Taksi

Saya siang ini melaksanakan perjalanan dari Borobudur menuju kampus satu Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Saya melewati jalur alternatif Kalibawang Kulonprogo. Sesampainya di Gamping, saya menentukan untuk belok ke kiri yang di sini Saya sudah paham, niscaya akan terjadi kemacetan yang panjang.

Kemacetan ini berujung di perempatan Ringroad. Perempatan yang di sisi sebelah barat ada kantor PMI. Saya di tenga kemacetan ini didahului (disalip) oleh taksi berwarna hijau. Taksi ini mendahuluiku dengan cukup berani alasannya yakni dilakukan di tengah-tengah keramaian dan kemacetan alasannya yakni jalan yang sempit dan tertahan oleh lampu merah.

Saya dalam hati merasa tidak nyaman alasannya yakni disalip secara ngawur. Namun saya melihat di dalam taksi itu ada penumpang. Kalau tidak salah, penumpang itu membawa tiga orang penumpang.

Saya berusaha untuk menahan emosiku dengan memposisikan diri sebagai penumpang taksi. Sehingga mengingatkanku pada pengalaman menaiki taksi dikala di Bandung bulan lalu. Pengalaman naik taksi pertama kali ini merupakan pengalaman yang tidak mengenakkan hati. Karena sopir taksi yang mengantarku dari stasiun Bandung ke P4TK IPA ini seolah mengolor argo dengan dengan akal-akalan tida tahu lokasi P4TK. Bahkan melewatkanku di jalur yang panjang da ramai.


Pengalaman ini membuatku merasa kasihan dengan para penumpang yang menaiki taksi yang menyalipku tadi. Aku putuskan untuk membiarkan saja. Karena disini saya berfikir penumpang taksi itu niscaya mengeluarkan uang yang cukup banyak alasannya yakni Argo meternya molor alasannya yakni taksi ini melewati jalanan yang sering macet ini.

Kalau berfikir buruk, mungkin saja taksi yang menyalipku ini mau "ngerjain" penumpangnya. Dia sengaja menentukan jalur yang padat merayap dan macet semoga argo yang keluar cukup banyak. Hahaha prasangka ini muncul alasannya yakni jalur ini sering terjadi kemacetan yang panjang. Padahal sopir taksi dapat menentukan jalan pasar Gamping. Kalau lewat jalur ini hanya melalui dua traffic light saja.

Pada akhirnya, santunan jalan bagi taksi yang "nyalip" sembarangan ini, saya niatkan untuk meringankan beban penumpang tersebut. Semoga sehabis menawarkan jalan ini Tuhan menawarkan jalan yang lapang kepadaku, aamiin.

Ditulis dengan metode menemu baling di tengah kemacetan. Tepatnya sehabis disalip taksi. 10.30 WIB 23 Desember 2017.

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com