Friday, July 5, 2019

√ Memiliki, Mencicipi, Memberi Lalu Berserah Diri

“Jika engkau memutuskan untuk menyayangi orang lain, maka engkau harus segera menciptakan rencana untuk memberi!”

Ungkapan di atas akan lebih seru bila dikonfrontasikan dengan pertanyaan, “lebih yummy mana, dicintai atau mencintai?”. Pertanyaan ini sederhana, hanya menentukan antara dicintai atau mencintai. Menjadi hal yang mengenakkan bila seseorang itu sanggup selalu menyayangi sekaligus dicintai. Kesempatan untuk selalu menyayangi sekaligus dicintai hanya ada di cerita-cerita fiktif menyerupai serial FTV, film cinta, ataupun novel remaja.

Mengapa saya berani berkata jikalau hanya fiktif, kita lihat kenyataannya di dunia ini. Ternyata ketimpangan, ketidak adilan, diskriminasi, dan kesenjangan itu tidak hanya ditemui di bidang hukum, ekonomi, maupun antropologi-sosiologi. Namun juga terjadi di dunia percintaan. Lihat saja berapa orang yang hancur, berapa orang yang terjun dari gedung tinggi, berapa orang yang menenggak racun tikus, berapa orang yang menggantungkan diri pada seutas tali, yang semua itu terjadi alasannya cinta.

Kasus tersebut sering terjadi alasannya “cinta yang bertepuk sebelah tangan”. Bertepuk sebelah tangan mempunyai maksud bahwa beliau hanya menyayangi namun tidak dicintai. Kenapa sanggup terjadi? Melalui pepatah berikut orang Arab berusaha untuk menjelaskannya “Kecintaanmu terhadap sesuatu akan membuatmu buta dan tuli”.
Namun, di sisi orang dicintai biasanya membahagiakan. Membahagiakan alasannya tanpa mengeluarkan banyak energi menyerupai orang yang mencintai, beliau (baca: yang dicintai) sanggup mendapatkan cinta dengan kadar yang “tumpeh-tumpeh”.

Namun sebenarnya, saat disuruh menentukan salah satu antara dicintai atau mencintai, lebih seru jikalau mencintai. Orang yang dicintai cenderung pasif, berbeda dengan keaktifan orang yang mencintai. Mencintai menciptakan orang untuk selalu berfikir, selalu bergerak, dan selalu berusaha untuk mendapatkan apa itu cinta yang sebenar-benarnya.

Secara singkat sanggup dikatakan bahwa menyayangi itu lebih menantang! Tantangan orang menyayangi ialah nyawa taruhannya menyerupai sudah dijelaskan di atas pada kasus-kasus cinta yang bertepuk sebelah tangan. Lelaki cenderung menyukai tantangan. Mungkin ini menjadi salah satu penyebab kenapa perjaka lebih bergairah untuk mendapatkan cinta dari seorang cewek.

Contoh kongkritnyanya ialah ada lelaki yang banyak dikejar-kejar cewek, namun menolak semua cewek yang menawarkannya cinta kemudian lebih menentukan untuk mengejar cewek lain yang hatinya belum terperinci cenderung pada perjaka tersebut. Fenoma perjaka lebih suka mengejar cewek lain dari pada mendapatkan cinta dari cewek yang mengejar dan yang sudah niscaya memberikannya cinta ialah alasannya pada umumnya perjaka lebih suka pada tantangan! Semakin banyak resiko yang harus dikorbankan, semakin besar semangatnya untuk mendapatkan cinta dan perhatian dari cewek tersebut.

Ada anutan yang harus ditekankan pada para lelaki yang menyukai tantangan biar tidak tergoda dan menjadi korban cinta menyerupai kasus cinta yang bertepuk sebelah tangan menyerupai di atas. Lelaki harus menekankan pemikirannya bahwa tidak sanggup memaksa seorang perempuan untuk mencintainya seketika. Pada konteks ini, perempuan menjadi pihak yang dicintai, dan pria  menjadi pihak yang mencintai. Pihak dicintai mempunyai hak untuk menerima. Sedangkan laki-laki hanya sanggup berusaha.

Wujud usaha yang sanggup beliau lakukan biar si cewek mau mendapatkan cintanya ialah dengan memberi! Selanjutnya, Engkau tidak akan sanggup memberi jikalau sebelumnya tidak memiliki. Kalau kau mau memberinya cinta maka kau harus mempunyai cinta. Agar tidak gagal dalam perjuanganmu, maka kau harus mengumpulkan cinta sebanyak-banyaknya untuk dikorbankan. Tidak ada usaha tanpa pengorbanan. Makara saat cintamu ditolak, kau masih mempunyai banyak cadangan cinta untuk diberikan kembali.

 Selain itu, lihatlah dan rasakan kembali apakah cintamu ini cocok untuknya. Perumpaannya menyerupai ini, cinta ialah saat seorang istri mengembangkan secangkir kopi yang panas untuk suaminya, kemudian sebelum dihidangkan beliau ambil sendok dan mencicipinya sedikit untuk memastikan apakah kopi tersebut terlalu panas atau tudak dan terlalu bagus atau tidak.

Pada akhirnya, saat sudah mengetahui apa itu memberi, memiliki, merasakan cinta yang pantas diberikan, Maka kita akan berkata “Inilah cinta, cinta yang tidak rumit menyerupai yang dirasakan”.
Kesimpulannya ialah dimensimu hanyalah berusaha untuk mencintai. Pada karenanya nanti, kau dicintai atau tidak serahkan saja hasilnya pada Dzat yang membolak-balikkan hati!
Kesimpulan yang lain:
“kadang seorang perempuan memasang dinding yang tinggi dan tebal, bukan untuk memperlihatkan dirinya angkuh, namun menunggu seorang pangeran hati untuk membuka pintu hatinya dengan mengetok pintu dan mengucapkan salam terlebih dahulu”.
“mencintai seseorang menyerupai menggapai bulan. Kita tahu bahwa itu sulit, namun kita akan tetap berusaha untuk menggapai bulan tersebut alasannya sulit bukan berarti tidak mungkin!”.
“hasil selalu seukuran dengan penderitaan dan kesabaran yang dilakukan untuk mendapatkan hasil tersebut”

...

Terima kasih Tuhan atas pesan yang tersirat yang kau berikan selama satu ahad ini. Sungguh saya merasa menyerupai cuaca Kota Semarang satu ahad ini, lebih banyak hujan dan gelap disertai dengan angin yang semuanya tidak menentu. Dan aKhirnya saya semakin memahami makna kata muslim, yaitu hamba yang berserah diri.
....

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com