![]() |
Hari Listrik Nasional 2017, Masih Banyak Penduduk Belum Nikmati Listrik |
Demikian peliknya soal listrik ini, gencarnya pemerintah menggelontorkan dana untuk kesejahteraan masyarakat dari segi peningkatan level ekonominya, pada waktu yang sama daya belinya. Ini begitu nampak salah satunya dicabutnya subsidi listrik oleh pemerintah. Pun, harga Tarif Dasar Listrik (TDL) dibentuk naik secara terjadwal dengan kenaikan yang tak signifikan sehingga masyarakat tak sadar bahwa TDL sudah naik.
Persoalan kelistrikan nasional ini tidak sanggup dianggap sepele. Setidaknya terdapat 42.352 desa dari 82.190 desa yang belum teraliri listrik pada tahun 2016 kemudian (tirto.id). 1.200 desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) belum teraliri listrik hingga April 2017 (bisniskeuangan.kompas.com), 1.300 dusun di Jawa Barat juga belum mendapat listrik hingga April 2017 (kumparan.com), 76 persen desa di Papua belum juga teraliri listrik hingga Mei 2017 (finance.detik.com). Kenyataan ini sebetulnya memiriskan, pasalnya di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, kawasan masih saja menjadi korban kemajuan kawasan lain. Bila masyarakat di Pulau Jawa mempunyai persentase penikmat listrik lebih dari 70 persen misalkan, di kawasan pelosok, terpencil dan terluar justru hidup dalam terperinci rembulan setiap harinya.
Penulis sendiri mendapati begitu timpangnya pembangunan kelistrikan nasional. Pemerintah mengklaim bahwa rasio elektrifikasi nasional ketika ini telah mencapai target, namun di ketika yang sama, masyarakat kepulauan justru tak sanggup menikmati klaim pemerintah itu. Rasio elektrifikasi nasional, kalau kita saksikan datanya memang menawarkan adanya peningkatkan setiap tahunnya.
![]() |
Rasio Elektrifikasi Indonesia Tahun 2006-2017 (diolah dari bermacam-macam sumber) |
Rasio elektrifikasi dalam pengertian sederhananya merupakan rasio antara jumlah penduduk yang telah mendapat (menikmati) listrik terhadap total penduduk pada suatu wilayah tertentu dan pada waktu tertentu. Berdasarkan data di atas, terlihat hingga September 2017, rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai 94,1 persen. Artinya, dari 100 penduduk terdapat sebanyak 94 hingga 95 penduduk yang telah menikmati listrik di rumahnya.
Dalam momentum Hari Listrik Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober nanti, setidaknya pemerintah diperlukan untuk terus memacu kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Rasio kelistrikan memang menjadi indikator untuk melihat berapa banyak masyarakat yang telah menikmati listrik, kendati demikian, dalam angka tersebut juga mengandung PR bagi pemerintah. Jikalau 94,1 persen telah menikmati listrik, maka PR pemerintah ialah bagaimana memenuhi sekitar 5,9 persen sisanya itu. Katakanlah jumlah penduduk ketika ini sebanyak 262.000.000 jiwa (tribunnews, 2 Agustus 2017), maka terdapat sebanyak 15.458.000 jiwa yang belum menikmati listrik. Tak hanya itu, jikalau kita amati masyarakat yang telah menikmati listrik itu pun juga belum tentu benar-benar menikmati sepenuhnya. Mungkin boleh jadi mereka hanya menikmati 6 jam dalam sehari atau sanggup jadi menikmati listrik beberapa jam saja dalam seminggu.(*)
Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/