Sunday, July 2, 2017

√ Menulis Skripsi (Bagian 2)

Menulis skripsi belahan 2, dokpri.
Kita kemarin telah ngobrol belahan latar belakang pembuat skripsi (ulasannya sanggup dibaca di sini ya...). Kita lanjutkan dialog pada belahan berikutnya, yaitu rumusan dilema dan batasan masalah. Skripsi ada sebab adanya masalah. Masalah menjadi satu elemen perlu atau tidaknya dilakukan penelitian yang menjadi materi uraian skripsi. Kalau sanggup dibilang, dilema ialah titik lanjut sesudah pengamatan terhadap fenomena pada belahan latar belakang.

Bagaimana caranya menciptakan uraian rumusan dilema yang baik dan benar? Masalah penelitian mengacu pada apa yang menjadi tujuan kita melaksanakan penelitian skripsi. Apabila dilema tidak terperinci dan multitafsir, maka analisis di dalam skripsi sanggup jadi luput dari harapan. Malah, ada pula kondisi di mana rumusan dilema tidak relevan dengan latar belakang serta analisisnya. Dalam proses skripsi, kita dituntut untuk menuntaskan dilema tanpa masalah. Dengan demikian, jangan hingga sebab perumusan dilema yang tidak jelas, justru menjadikan banyak dilema gres di dalam skripsi.

Rumusan dilema dalam skripsi secara umum ialah dilema yang berlandaskan latar belakang dan mengerucut atau fokus pada tujuan penelitian yang akan kita obrolkan pada belahan selanjutnya. Rumusan dilema timbul dari beberapa premis yang tertuang di latar belakang sedemikian rupa sehingga terperinci dan tak menjadikan banyak tafsiran. Salah satu taktik merumuskan dilema skripsi yang baik ialah dengan teknik jaring-jaring sehingga permasalahan telah meliputi semua aspek latar belakang.

Agar rumusan dilema tidak bersifat umum dan bias tafsir oleh pembaca, langkah selanjutnya ialah dengan menawarkan batasan terhadap masalah. Batasan dilema sanggup berupa tempat, waktu atau ukuran tertentu. Ini perlu mengingat permasalahan hanya berlaku pada daerah tertentu saja, atau di waktu dan dalam ukuran tertentu saja. Setiap wilayah, apalagi di Indonesia, wilayah dan karakteristiknya pun begitu bermacam-macam dan sudah barang tentu, relevansi sebuah dilema antara satu daerah dan daerah lainnya sanggup jadi berbeda, waktu dan ukurannya pun juga sanggup berbeda. Oleh sebab itu, batasan dilema dibutuhkan semoga dilema tergambar dengan terperinci dan ruangnya juga jelas.
Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/