Monday, July 3, 2017

√ Secuil Ihwal Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Rakl)

Rancangan Acak Kelompok Lengkap, sumber foto: dokpri.
Dalam ulasan perihal RAL, pada dasarnya kita membahas mengenai efek perlakuan dan ragam terhadap unit percobaan. Berbeda dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap atau RAKL, di mana faktor yang kita amati tidak hanya perlakuan saja, tetapi faktor lain yang menjadi respon percobaan.

Contoh sederhananya misalkan kita ingin mengamati perihal produksi susu sapi perah. Apabila perlakuan atau treatmentnya hanya berupa pertolongan pakan berdasarkan jenisnya saja, maka kita gunakan RAL. Namun, bila umur sapi perah dan varietas jenis sapi perah juga dimasukkan dalam percobaan, maka yang sanggup dipakai yaitu RAKL.

Contoh lain misalkan kita akan mengamati efek pertolongan pupuk berdasarkan jenisnya terhadap kecepatan tumbuh flora jagung. Dalam hal ini, bila hanya ingin melihat efek perlakuan saja, maka kita gunakan RAL. Tapi sebaliknya, bila ada faktor lain dalam percobaan misalkan varietas jagung dan jarak tanam, maka lebih relevan memakai RAKL.

Rancangan percobaan begitu banyak jenisnya. Rancob apa yang dipakai sangat terkait dekat dengan tujuan dari percobaan. RAKL setidaknya menjadi salah satu pilihan sebagai kerangka analisis data percobaan kita. Pun, sedikitnya ada tiga alasan yang mendasari pemakaian RAKL dalam percobaan, yaitu:

1. Tingkat kehomogenan unit percobaan memang berasal dari keragaman.

2. RAKL dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan apabila kita untuk mengamati respon percobaan dengan faktor yang lebih dari satu. Terlebih bila ukuran unit percobaannya besar.

3. RAKL mempunyai kemampuan dalam pengelompokan unit percobaan sedemikian rupa sehingga mengontrol tingkat keragaman. Unit percobaan dalam satu kelompok sanggup sehomogen mungkin, sedangkan antar kelompok seheterogen mungkin.

Untuk pemodelan, sama halnya RAL, RAKL juga mempunyai dua bentuk model, yaitu model tetap (fixed) dan model acak (random). Model tetap menekankan pada pengamatan terhadap perlakuan dan kelompok. Sedangkan model acak lebih pada keragaman dari perlakuan dan kelompok.

Secara matematis, hipotesis untuk model tetap dituliskan berikut.
Hipotesis perlakuan, dokpri.
Atau:
Hipotesis kelompok, dokpri.

Sedangkan hipotesis model acak dituliskan berikut.
Hipotesis keragaman perlakuan, dokpri.
Atau:
Hipotesis keragaman kelompok, dokpri.
Untuk membedakan kerangka contoh tabulasi penggunaan RAL dan RAKL, kerangka rancob RAKL diberikan sebagai berikut.
Tabulasi RAKL, sumber foto: dokpri.
Bagaimana melaksanakan analisis ragamnya? Pertama kita sanggup menghitung faktor koreksi terlebih dulu. Kemudian menghitung Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP), kemudian Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK). Terakhir, kita dapatkan Jumlah Kuadrat Galat (JKG) dengan rumus:

JKG = JKT - JKP - JKK

Berikut rumus-rumus yang dipakai dalam menghitung Jumlah Kuadrat:
Perhitungan jumlah kuadrat untuk analisis ragam, sumber foto: dokpri.
Bagaimana bila kita lupa atau tidak tahu derajat bebasnya (db)? Sebagaimana ulasan pada RAL (obrolan bisa Anda baca  di sini), amati bahwa JKP yaitu dimulai dari i = 1 hingga a, dan fk kita anggap dbnya = 1, maka db JKP = (a - 1), untuk JKK diketahui dari j= 1 hingga b, maka db JKK = (b - 1). Demikian halnya db untuk JKT, alasannya ia dijumlahkan dari i = 1 hingga a dan j = 1 hingga b, dan db fk = 1, maka db JKT = (ab - 1). Cara inilah yang sanggup kita gunakan untuk memilih db JKG, yaitu:

db JKG = (ab - 1) - (a - 1) - (b - 1)
db JKG = ab - a - b + 1
Jadi, db JKG = (a - 1)(b - 1).
Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/