Sunday, April 28, 2019

√ Menulis Asal Jadi, Swa-Sunting Kemudian

"Menulis membutuhkan keberanian"

Bagi saya ungkapan di atas semakin berpengaruh nilai kebenarannya. Karena ketika ini saya sedang pada posisi terpojok. Artinya tidak bisa bergerak maju atau pun mundur.

Terpojok lantaran penghalang ini berupa tembok besar bayang semu yang diciptakan sendiri. Mulai dari perasaan tidak mampu, merasa cepat lelah, hingga mengkhawatirkan uji similarity dan plagiasi.

Perasaan terpojok ini timbul ketika deadline penulisan laporan penelitian semakin dekat. Apabila diidentifikasi lebih detail lagi, ditemukan alasannya ialah kesulitan ini lantaran laporan penelitian yang harus ditulis merupakan penelitian dengan jenis dan model penelitiannya belum pernah kutuliskan sebelumnya.

Solusinya sebetulnya cukup mudah. Utamanya ialah menghancurkan bayang semu dan anggapan diri negatif yang menjadikan kurangnya rasa percaya diri. Anggapan negatif ini harus dilawan dengan keberanian.

Mengawali Tulisan
Keberanian ini sanggup diwujudkan dengan mengawali proyek penulisan ini secepatnya. Cukup menuliskan saja apa yang ada di pikiran. Upaya pertama ini harus diiringi dengan perilaku sedikit dingin akan bentuk goresan pena yang ideal.

Maksudnya menulis tanpa dipikirkan dulu benar salahnya. Karena sebetulnya nilai benar dan salah suatu goresan pena hanya bisa dinilai secara valid apabila goresan pena telah final secara utuh. Mengadili goresan pena yang belum final ditulis hanya membuat pikiran ini semakin bingung. Otak lebih sulit memahami goresan pena yang berisi inspirasi yang belum lengkap. Pemikiran yang belum lengkap hanya menghasilkan peluang-peluang gres yang tak berujung dan tak berdasar. Inilah yang membuat kebingungan.

Setelah Keberanian Muncul
Keberanian muncul, selesailah goresan pena "asal jadi". Tulisan asal jadi ini berperan sangat penting, terutama terkait penumbuhan kepercayaan diri. Sehingga penyebutan goresan pena " asal jadi" ini saya ubah menjadi draft naskah laporan hasil penelitian.

Draft naskah laporan hasl penelitian ini memasuki tabap swa-sunting. Swa-sunting berarti penyuntingan naskah yang dilakukan sendiri tanpa dukungan orang lain. Inti dari tahapan swa-sunting ialah membaca kembali draft goresan pena dengan lebih secama sembari membetulkan ejaan, tanda baca atau kalimat yang bias makna.

Swa-sunting final dilakukan. Selanjutnya menyidik tingkat similarity dan plagiasi. Tahap investigasi ini memakai dukungan aplikasi plagiasi checker. Ada banyak aplikasi yang bisa digunakan. Mulai dari yang gratis hingga yang berbayar. Beberapa kolega menyarankan untuk memeriksakannya memakai "turnitin". Tapi sayangnya Turnitin merupakan software berbayar.

Solusi lain selain memakai turnitin ialah memakai aplikasi gratisa yang bisa dicari melalui mesin pencari. Walau tidak sevalid Turnitin, aplikasi gratisan bisa dipakai untuk materi refleksi diri terkait similarity dan plagiasi. Apabila hasil cek similarity lebih dari 30persen, maka draft goresan pena harus bersedia untuk dirombak. Perombakannya sanggup dilakukan dengan cara mengganti referensi atau teori l dengan referensi atau teori lain. Namun kalau masih saja tinggi, kalimat yang tertulis sanggup diparafrasekan kembali.

Intinya, berani menulis dulu. Duduk di depan komputer atau media tulis lain. Hadapi tantangan ini. Lalu tuliskan apa saja yang terlintas di pikiran. Baru kemudian memikirkan penyuntingan dan uji similarity. Bismillah.

Ditulis di tengah malam Jumat.
Jumat, 13 April 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com